Pages

Sabtu, 25 September 2010

Perbedaan

Sabtu, 25 September 2010
Pada dasarnya perempuan dan laki-laki itu sama. Hanya bentuk fisik dan ketajaman pikiran yang berbeda. Juga kromosom no. 23. apakah berbentuk X atau Y. Kadang bagian-bagian otak itu ada yang lebih sensitif. Letak kesensitifannya itu yang membedakan laki-laki dan perempuan.

Aku ingat ketika dosen SASku~yang kebetulan cowok~bercerita.

”Lemak di tubuh kita disimpan di permukaan kulit. Untuk perempuan disimpan di pinggul untuk melindungi ovarium. Yang laki-laki disimpan di depan, jadinya buncit. Entah kenapa alam lebih memihak kepada perempuan daripada laki-laki,”

Kata-kata terakhir...

”Pak, kalau alam lebih memihak perempuan, kenapa laki-laki harus melindungi perempuan?” ada anak cowok bertanya. Semua pandangan satu kelas berpusat padanya, termasuk aku. Pertanyaan yang ngga tahu kenapa, rasanya ada sesuatu yang mengalir di pikiranku.

Kenapa perempuan cenderung lemah? Kenapa setiap kali-laki harus melindungi perempuan? Kenapa aku merasa pertanyaan temanku tadi dalam banget maknanya?

”Kita laki-laki lebih kuat bagian atas, misalnya tangan. Kalau perempuan, otot tangannya tidak berkembang,” Pak Dosen lalu bercerita tentang bedanya perempuan dan laki-laki. Bahasanya mengena.

Kenapa ini lebih mirip pelajaran Filsafat daripada Sistem Alam Semesta?

Ada sesuatu yang rasanya susah untuk diungkapkan. Semula aku merasa kuat, sekarang aku merasa rapuh. Entah kenapa ada sesuatu yang membuatku berfikir. Aku seorang perempuan. Dulu aku pengen banget jadi laki-laki. Tapi dipikir-pikir laki-laki itu punya tanggung jawab besar. Entah kenapa dari detik itu aku bahagia bahwa aku diciptakan sebagai seorang perempuan. Entah kenapa ada sesuatu yang masuk ke alam bawah sadarku dan membisikkan sesuatu tentang masalah tersebut.

Guru Sejarah SMA pernah bilang,

”Perempuan diciptakan dari tulang rusuk lai-laki. Tulang rusuk itu bengkok, tidak bisa diluruskan secara paksa. Kalau dipaksa akan patah. Begitu uga perempuan. Tidak bisa langsung diberi pengertian, harus pelan-pelan agar lurus dan tidak patah,”

Ah..

Dunia..

Sambut aku..

Sekarang aku berubah. Aku telah menjadi diriku sendiri. Sekarang, esok, dan seterusnya.

2 komentar:

  1. Wuiiissss..
    bahasamu ma..mengena,,wkwkwkw

    BalasHapus
  2. Haaaaa,,,

    Umiiiii

    kangeeen

    ngeblog neh, koe???

    iya dums mengena bahasane, hehe.. lagi terinspirasi, kie,

    BalasHapus

mau bertukar pikiran?:D

アイサ の ノート © 2014