Pages

Sabtu, 25 September 2010

Tentang Foto

Sabtu, 25 September 2010
Aku baru ganti foto profile. Hahaha. Udah lama sih, tapi mau sedikit cerita.

Itu Fotoku waktu kelas tiga SMA di lantai paling atas gedung Solo Grand Mall, Mall pertama di Solo. Aku nunjuk sebuah bangunan. Itu Solo Paragon, apartemen pertama dan satu-satunya di Solo. Hah..kota yang kecil dan damai. Aku jadi keingat Solo...

Jadi kangen masa SMA juga. Kangen pakai seragam itu lagi. Hahaha...

Aku pas SMA gendut ya? Sekarang sih turun lagi. Pas pulang ke rumah, Ibuk nanyain, di Bandung makan apa aja, hohohoho. Miriiiiis banget. Setiap hari cari buka gratis di masjid Salman (istilah nya PPT~Para Pencari Takjil, hohoho). Kadang juga ga sahur gara-gara HP nya masih mode silent. Huft. Alhasil bobotku turun hampir 4 kilo dalam sebulan. Amazing. Balik ke Bandung, Wuala!! Bobotku kembali lagi seperti semula.

~hoi Rahma, ingat, ini tentang Foto, bukan mudik atau sebagainya!!!

Ehm~iya.iya. Sudah ah caritanya, hahaha...

Pengalaman seharga tiga puluh ribu

Jum’at, 24 September 2010

Hari ini ada kejadian yang agak menjengkelkan.

Tok tok tok

Pintu kosan di ketok.

Saya membuka pintu. Ada ibu-ibu berdiri di depan pintu sambil bawa tumpukan kertas.

”Kami dari ----- mau memberi ini,” Si ibu itu ngasih selebaran. “..tolong ditempel di depan mbak, karena ini penting sekali.

”Ada apa buk?”
”Untuk pembasmian nyamuk demam berdarah. Ini wajib dipakai, aturan pakainya sepuluh” si ibu lalu menyodorkan bungkusan bubuk abate yang jumlahnya sepuluh.

o.. penyuluhan DBD...

”Satunya tiga ribu mbak,”

What?

”Harus dibeli, jadinya tigapuluh ribu,”

What? Kukira gratis...

”Nanti kami datang lagi untuk data teman-teman mbak,” kebetulan banget di saya lagi di kosan sendirian, sama Nadiyatur.

Lha ini bak kamar mandinya aja cuma satu, masa setiap anak harus beli sepuluh biji? Buat apa, coba?

”Ya sudah buk, sebentar saya ambil uang dulu,”

Saya masuk ke rumah kosan. Ga taunya si ibu-ibu bertiga nguntit masuk, padahal saya ga minta diikutin. Lagaknya maksa banget dan kepepet banget.

Di kamar, ada si Nadiya. Dia ditanya sama si ibu-ibu tadi.
“Mbak kosan dimana?”
“Saya di Taman Hewan, buk,”
“O.. kebetulan di Taman Hewan kami belum mendata, gimana kalo mbak saya data sekalian disini?” Maksaaaaaaa banget.
“Waduh buk, saya ga bawa uang...”

Si ibu langsung gimanaaa gitu. Habis nerima uang dari saya langsung keluar. Ada teman kosan yang baru pulang. Dia disodorin gituan juga. Dia kebingungan.

“Itu ngapain sih?” Saya ke depan setelah ibu-ibu tadi pergi.
“Saya juga ngga tau, tadi kamu suruh beli berapa? Tadi saya beli lima,” Dia ngeliatin barang yang tadi disodorin ke dia sama ibu-ibu.
“Loh? Lima? Saya aja dipaksa suruh beli sepuluh, buat apa, coba?”
”Iya, saya juga ngga tahu, si ibu maksa banget buat beli, terus si ibu bilang yang di sana aja beli sepuluh lho mbak,”

Ih.. kayak saya yang minta beli sepuluh, orang ibunya yang maksa suruh beli segitu. Sebel banget jadinya.

Ibu tetangga depan datang.
”Beli berapa neng?”
”Saya lima, dia sepuluh,” temen kosan saya cerita.
”Jadinya limabelas, ya? Sebenarnya tadi ibu sudah ngasih kode, jangan dibeli saja neng, itu ngga wajib kok,”

Waduh... uang tiga puluh ribu ku...

”Gimana lagi buk, orang nya maksa, saya ga tau harus gimana, saya kira wajib,” saya curhat. Hiks, sedih banget nih.

Kenapa tega ya si ibuk nipu anak kosan. Di sini susah-susahan malah di gituin. Tigapuluh ribu itu uang sakuku selama tuju hari pas SMA, dan uang makan ku dua hari pas Kuliah.

A... ngga rela ngga rela ngga rela!!!

”Sudah neng, namanya juga orang butuh, jadinya ya kaya gitu. Kalian mah orang baik, jadinya ya ngasih aja. Sabar ya neng, lain kali kalau disodorin begituan alasan aja, masih punya obat nya, atau baknya ga pernah di isi, ngga wajib beli neng,”

Huff... sebel banget dah. Untung aja si Nadiyatur ga ketipu. Dia malah bilang gini,
Hoi ma, ini sebungkus mah di pasar lima ratusan..

He?? Apa?? Udahlah Rahma... sudah, sudah, sudah... jadikan ini sebagai pengalaman...

D,A,M (N)

How could this happen to me
I made my mistake
Got nowhere to run
The night goes on as I’m fading away
I’m sick of this live
I just wanna scream
How could this happen to me

Lagu itu seriiiiing banget kudengar akhir-akhir ini. Siapa lagi yang nyetel lagu seperti itu kecuali M. Aku tahu dia dalam masalah dengan beberapa orang sekaligus dikelas. Ada dua tokoh. Sebut tokoh cewek A dan sebut tokoh cowok D.

Ceritanya waktu beberapa bulan setelah masuk Akselerasi, si D ndeketin si M dan dia terlalu menaruh harapan kepada M. Si M berharap buanyaaaaaaak banget sama si D. bahkan mereka berdua udah bikin perjanjian akan memulai sesuatu yang mungkin seperti pendekatan batin atau apalah~ setelah lulus SMA. Si M kan kalau SMA ga mau pacaran dulu, dia mau nunggu sampai lulus SMA. Nah, si D itu ternyata ingkar janji. Seperti ada sesuatu, dia ternyata juga naruh harapan yang sama terhadap A. Bedanya, si A mau diajak pacaran sama si D. tau-tau si M ditelantarin begitu aja sama D dan si D mulai tak menggubris M samasekali. Tentu saja M jadi marah. Dia jadi pendiam banget di kelas, sering pulang telat, dan nilainya banyak yang menurun. Aku kasihan dengan dia.

Mulanya aku samasekali ga tau ada masalah begituan, tapi dia ~ga tau kenapa~ cerita semua itu ke aku, padahal dalam keseharian dia bukan anak yang dekat dengan ku (ingat: aku masih sendiri, tanpa teman). Sejak saat itu dia suka curhat tentang apa yang ada di pikirannya. Aku simpati banget. Setiap dia curhat, dia selalu minta solusi. Tapi aku ga pernah bisa kasih solusi, karena aku sendiri belum pernah ngalamin hal itu dan berhasil keluar dari masalah seperti itu.

Dasar si D buaya, dia seenaknya aja pacaran sama A di depan si M tanpa memikirkan apa yang dirasakan si M.

Huff. Karena ga kuat nanggung bebean si M yang suka curhat ke aku, aku jadi bad mood terus. Suatu hari aku memutuskan buat cerita ke orang lain tentang masalah ini. Aku cerita sama teman SMP lewat e-mail. Dengan begitu bebanku agak berkurang.

Aku pernah memarahi M juga karena bukan hanya dia yang berada dalam masalah besar, ada orang lain yang lebih bermasalah dari dia. Aku selalu memberi dia motivasi agar tidak terpuruk.

Akhirnya M mulai sadar. Dia tak seharusnya selalu berada dalam jurang kepasrahan. Sedikit demi sedikit dia mulai beranjak lebih baik. Sekarang dia benar-benar ga mau pacaran. Kalo bisa langsung nikah wae (??). Dia pakai kerudung yang lebih lebar, dan menutup aurat lebih baik lagi. Alhamdulillah akhirnya dia sadar juga. Akhirnya juga, di SMA aku memulai kehidupanku yang baru dengan teman-teman. Aku juga berusaha menjadi teman yang baik agar setiap orang yang ada di dekatku merasa nyaman (ga berhasil nih, hahahaha, kalo mode lebay ON, semua orang lagaknya jadi menjauh).

Aku suka dirinya yang sekarang. Jika ada masalah, dia akan mencoba mengatasi masalah tersebut dengan kesenangan dan penjurusan ke hal yang lebih baik.

Hahaha.. udahan ah ceritanya..

BTW, si M ga mau namanya di sebut, sih, ga asik hohoho... dasaaaar...

Kukabulkan permintaanmu buat posting tentang kau...

Sekedar Tulisan

Kau pernah merasa tak dihargai?

Mungkin itu adalah salah satu keadaan dimana aku sering terjerumus didalamnya.

Hanya sekedar cerita.

Aku sering merasa tak dihargai. Atau mungkin ini hanya aku saja yang terlalu sensitif mengenai masalah ini?

Aku sudah berusaha menghargai orang lain, tapi kenapa dengan mereka?

Guruku pernah bilang, ”Hargai dirimu sebelum menghargai orang lain,”

Sebenernya yang bilang seperti itu sih guru yang samasekali tak kusukai.

Kata-katanya merasuk banget.

Mungkin aku terlalu menghargai orang lain tapi ternyata aku tak menghargai diriku sendiri.

Mungkinkah gara-gara itu banyak temanku tidak menghargaiku?

Sudahlah...

Mungkin gara-gara ada sisi dalam diriku yang membuat orang meremehkanku?

Mungkin gara-gara aku yang tak punya keberanian untuk mengungkapkan sesuatu terhadap apa yang kurasakan?

Mungkinkah...

Ya Allah, tunjukkan apa yang harus aku perbuat,

Tolong aku agar aku dapat mengatasi semua ini

Buat mereka tahu, bahwa aku juga bisa berfikir

Bahwa aku punya batas kesabaran

Bahwa aku juga perlu untuk dimengerti

Bahwa aku dirancang bukan hanya untuk menerima

Bahwa aku diprogram bukan hanya untuk memendam semuanya

Bahwa aku ini juga manusia yang lemah dan tak selamanya dapat menyerah terhadap keadaan...

Runaway

Kata-kata yang kutulis ketika patah semangat:

Aku selalu berfikir bodoh
Aku selalu membuat diriku rusak
Aku selalu membiarkan diriku bagai bangkai yang berjalan
Aku layaknya seonggok sampah yang paling busuk.
Aku tak tau gambaran apa yang paling tepat untuk menggambarkan diriku.
Aku benci bila sesuatu telah terjadi
Aku benci perubahan yang semestinya tak kurasakan
Aku benci sesuatu yang merusak,
Aku………..benci…


Aku berfikir, masa SMA adalah masa terindahku. Memang, tapi masa itu juga termasuk masa paling hancur. Entah kenapa aku merasa tidak ada yang mengerti aku sepenuhnya. Aku selalu dipaksa untuk mengerti semuanya, tetapi semuanya selalu saja tak mengerti aku. Aku selalu memendam perasaan sendiri.

Aku bahkan tidak pernah bercerita tentang sesuatu yang mengganggu pikiranku.

Aku ingin cerita, tetapi waktu dan kesempatan tidak mengizinkan aku untuk berbuat seperti itu. Masa SMA, teman-teman selalu mengira aku adalah anak yang selalu bahagia dan tanpa masalah. Tapi mereka SALAH BESAR. Aku penuh dengan masalah, masalah, dan masalah.

Aku ingin berontak. Aku ingin dunia mengetahui keberadaanku. Aku ingin semua orang tahu, bahwa ada aku di dunia ini. Aku ingin lepas dari semua ini. Aku ingin semua ini berakhir. Aku ingin...

Sekedar cerita.

Dulu aku sering banget dimintai curhat dengan teman. Mulanya aku simpati, tapi kemudian aku mengutuknya diam-diam di dalam pikiran, karena dia tidak pernah memberiku kesempatan untuk mencurahkan apa yang ada di dalam otakku. Aku tahu dia dalam masalah besar. Dia selalu menganggap dirinya adalah satu-satunya orang yang mempunyai masalah di dunia ini. Akhirnya kesabaranku jebol juga. Aku tak kuat menanggung masalahku sendiri dan masalah orang lain sekalligus. Dalam satu pertemuan, aku terus terang padanya bahwa aku juga butuh tempat untuk menceritakan masalahku. Sambil menangis, aku mengakui kalau aku sering sebal kalau dia bercerita tentang semua keluh kesahnya di depanku tanpa tau apa yang kutanggung selama ini.

Dia meminta maaf dan bilang kenapa aku tidak cerita. Aku jawab kalau aku tak mau membebani pikirannya. Dan lagi aku tak terbiasa bercerita tentang masalahku pada orang lain. Sudahlah, ini bukan salahnya. Harusnya rasa toleransiku diperbesar.

Aku harus kembali tersenyum.

Satu Cerita Tentang

Aku pernah ditanya beberapa teman.
”Rahma pernah patah hati?”

Hahaha. Aku hanya tertawa sambil menggeleng. Teman-teman semua tidak percaya.

Sebuah forum dibuka ketika aku sedang Study Tour di Jakarta. Waktu itu malam-malam setelah pulang dari wisata. Sekitar enam orang lebih berkumpul di kamar penginapan ku. Ada teman ku yang menangis. Katanya sih dia lagi sebel sama seorang cowok. Sebut saja temanku tadi E.

E tiba-tiba masuk kamar sambil nutup muka dengan kedua tangannya. Satu teman mengikutinya dari belakang sambil mengelus kepala si E.

”Ada apa sih?” aku mencoba bertanya. Penasaran dengan apa yang terjadi. Tak tahunya aku malah dimarahin sama si teman suruh diam. Aku diam dan urung bertanya lagi.

Si E cerita. Dia sih menaruh harapan sama seorang cowok, anak rohis SMA. Si cowok juga ngasih harapan ke dia, tapi malah si cowoknya itu berpaling~apalah istilahnya.

”Udah jelek, buaya-lagi,” si E mengumpat. Dia nutupin mukanya pake bantal.
Aku iseng nyeletuk, ”Udah tau jelek, kenapa suka?”

Jawabanku membuat teman-teman menahan tawa. Si E juga tersenyum, dan kembali nangis. Si teman yang tadi~ nyikut.

“Emang Rahma belum pernah ngrasain?” ada yang tanya. Sial, forum bebas, aku harus jawab.

Aku hanya menggeleng sambil tertawa. Teman-teman tidak percaya.

”Masa belum pernah?”

Aku menggeleng lagi.

”Dia tuh setia sama someone di SD nya,” Si E nyeletuk. Huft. Aku pernah cerita sama dia sih tentang teman SD yang menurutku amazing.
“Hah, apaan sih?”

“Rahma jangan sampe deh ngrasain patah hati kayak gitu, rasanya ga enak banget,” temen satu (sebut M) nambahin. Aku tau, dia juga dalam masalah yang sama.

Tau-tau teman-teman pada share-share tentang pengalaman jatuh cinta. Dari masalah pas SD ada yang naksir (bayangkan, SD, teman-teman!!), ngomongin aku dan someone di SD (juga SD nih), sampai nyebut-nyebut kasus si M. Aaah... masalah klasik banget sih. Itu masalah yang sangat pribadi. Aku agak sungkan untuk membicarakan hal tersebut. Aku memang selektif buat bermain-main dengan hal itu. Jangan terlalu jauh berfikir seperti itu. Ingatlah masih banyak hal yang lebih penting dari hal tersebut.

”Emang rasanya gimana?” aku bertanya~lagi.

Si E mulai reda dan bisa ketawa-tawa lagi. “Mau apa kau ngrasain?”

Aku jelas menggeleng. Siapa yang mau merasakan hal seperti itu? Hah.

Ya Allah lindungi aku dari semua hal yang buruk. Jika Engkau memberi masalah, berilah juga aku solusi agar aku tidak selalu berada dalam lingkaran kegelisahan. Amin.

Perbedaan

Pada dasarnya perempuan dan laki-laki itu sama. Hanya bentuk fisik dan ketajaman pikiran yang berbeda. Juga kromosom no. 23. apakah berbentuk X atau Y. Kadang bagian-bagian otak itu ada yang lebih sensitif. Letak kesensitifannya itu yang membedakan laki-laki dan perempuan.

Aku ingat ketika dosen SASku~yang kebetulan cowok~bercerita.

”Lemak di tubuh kita disimpan di permukaan kulit. Untuk perempuan disimpan di pinggul untuk melindungi ovarium. Yang laki-laki disimpan di depan, jadinya buncit. Entah kenapa alam lebih memihak kepada perempuan daripada laki-laki,”

Kata-kata terakhir...

”Pak, kalau alam lebih memihak perempuan, kenapa laki-laki harus melindungi perempuan?” ada anak cowok bertanya. Semua pandangan satu kelas berpusat padanya, termasuk aku. Pertanyaan yang ngga tahu kenapa, rasanya ada sesuatu yang mengalir di pikiranku.

Kenapa perempuan cenderung lemah? Kenapa setiap kali-laki harus melindungi perempuan? Kenapa aku merasa pertanyaan temanku tadi dalam banget maknanya?

”Kita laki-laki lebih kuat bagian atas, misalnya tangan. Kalau perempuan, otot tangannya tidak berkembang,” Pak Dosen lalu bercerita tentang bedanya perempuan dan laki-laki. Bahasanya mengena.

Kenapa ini lebih mirip pelajaran Filsafat daripada Sistem Alam Semesta?

Ada sesuatu yang rasanya susah untuk diungkapkan. Semula aku merasa kuat, sekarang aku merasa rapuh. Entah kenapa ada sesuatu yang membuatku berfikir. Aku seorang perempuan. Dulu aku pengen banget jadi laki-laki. Tapi dipikir-pikir laki-laki itu punya tanggung jawab besar. Entah kenapa dari detik itu aku bahagia bahwa aku diciptakan sebagai seorang perempuan. Entah kenapa ada sesuatu yang masuk ke alam bawah sadarku dan membisikkan sesuatu tentang masalah tersebut.

Guru Sejarah SMA pernah bilang,

”Perempuan diciptakan dari tulang rusuk lai-laki. Tulang rusuk itu bengkok, tidak bisa diluruskan secara paksa. Kalau dipaksa akan patah. Begitu uga perempuan. Tidak bisa langsung diberi pengertian, harus pelan-pelan agar lurus dan tidak patah,”

Ah..

Dunia..

Sambut aku..

Sekarang aku berubah. Aku telah menjadi diriku sendiri. Sekarang, esok, dan seterusnya.

Senin, 20 September 2010

Jomplang!

Senin, 20 September 2010

Pernah memperhatikan kedua sisi badanmu? Adakah yang berbeda?

Haiah.

Saya penasaran waktu saya beli sepatu. Kenapa yang bagian kiri pas, sedangkan yang kanan longgar??

Ternyata Allah menciptakan segala sesuatu itu tak sama persis, yah,

Katanya –katanya nih, itu hal biasa. Yang normal itu yang kanan biasanya lebih besar dari bagian kiri. Hah, masa sih? Kalo gitu saya...

Kaki kanan saya ukur sepatu 38, yang kiri ukur 39 (he???)
Telapak tangan saya kalo di megar-in yang kanan 20cm yang kiri 21cm...

Jadi bingung. Kakak sama ibu saya yang kanan yang lebih besar, kalo si bapak mah yang kiri yang lebih besar...

Lho-lho-lho... ini saya mau posting apa coba?

Cuma gitu wae? Just it?

*kayaknya iya deh cuma posting ini wae. Kelihatan banget ya kalo saya kurang kerjaan, haha...

Hoyeeeeee

Senin, 20 September 2010
 
Hoyeee....

Kuliah pertama setelah Lebaran...
Rasanya sebenernya masih males,, 

Tadi Fisika bahas tentang energi kinetik lagi,serta energi coloumb, serta bla-bla-bla...

a... beneran belum konek nih. ni aku di ajak temen ngomong juga kurang nyambung. Padahal si temen serius banget nanyanya, saya malah bengong ngga ngerti apa yang di omongin, hohooho.

Pelajaran kedua kalkulus. Pertemuan kali ini agak beda, karena dosennya ganti. yang semula bapak-bapak, sekarang jadi ibu-ibu. tapi ibunya enak kok ngajarnya. Tadi materinya tentang diferensial, alhamdulilah udah agak ngerti. 

Pulang kuliah, rencana mau ngerjain tugas pendahuluan fisika. Sumpah nih, masih bingung. jadinya lari ke CC Barat buat garap bareng si nadiya lagi, hohooho. pas nyampe di sana, ternyata si Nadiya di Comlabs, hah, salah baca SMS nih...

Di Comlabs, lihat jadwal praktikum PTI. Bingung banget, soalnya belum tau apa-apa, besok udah praktik. mana ini katanya ada tugas pendahuluan, lagi, aaargh..

Tapi kata anak FITB sih ga ada tugas pendahuluan...

Hum.hum.hum.

Setelah urusan di comlabs selesai, langsung melaju ke CC, tapi rame banget, jadinya ke Salman deeeehh...

Jadilah ini mengerjakan lagi di Salman. Aku sih belum apa-apa, tapi si Nadia udah selesai, kurang satu soal tentang regresi linier. Ini searching di internet tentang itu. hum.hum.hum.

Di Salman ketemu sama Tri, dia juga mau ngerjain tugas pendahuluan ,hohoho. Jadinya sama-sama ngerjain, tapi akhirnya nyontek juga punya si Nadiya, karena aku ngitung beberapa kali jawabannya beda terus. ternyata aku melakukan beberapa kesalahan sekaligus. Harusnya rumusnya di tambah, eh, aku malah di kali, haisyh.

Udahan untuk curhat hari ini,, haaaa...

Minggu, 19 September 2010

Kisah Tugas yang Membingungkan

Minggu, 19 September 2010
Hai-hai semua....

Tadi pagi aku posting karena ga ada kerjaan, sekarang kau posting lagi karena memang ga ada kerjaan. Hahahaha. lagi sebel nih, rencana bikin tugas bareng emang sudah terlaksana, tapi belum selesai... hiks.

Tugas pertama: bikin tugas pendahuluan fisika.
Ini ada empat soal. Aku belum baca soalnya dan belum baca modulnya. si Epi udah ngerjain satu sub soal. Si Nadiya nih, biasanya udah garap semuanya, ini malah garapnya bolong-bolong. Di sini aku jadi agak terlihat bodoh. haaaaa....

Tugas kedua: bikin tugas SAS
Si bapak dosen bilang gini, "Cari tahu, ada sebuah pulau di Sumatera yang luasnya 5 km persegi. Di sana ada spesies kera yang populasinya tetap selama 200 tahun, cari tahu kenapa ya... tugas dikumpulkan dalam bentuk hard copy kamis minggu pertama masuk setelah lebaran"

berjuang keras niyh... dari tadi ngetem disini buat cari data yang dimaksud. hasilnya: NIHIL

Cari cari dengan keyword:
"3 spesies kera di sebelah barat pulau sumatra yang tetap selama 200 tahun"
Result:
"200 tahun mengenang Charles Darwin"
"3 spesies kera di sebelah barat pulau sumatra yang tetap selama 200 tahun" Nah... ini nih.. YahooAnswer.

tak bukak deh ...

Tara...

Jawabannya ga mutu banget.nget.nget.

ada sih yang agak berbobot, tapi kurang disertai bukti yang kuat, alias postulat. hhohooho. 

Siapa sih yang nanya begituan? o.. ternyata si Debby, temen di FTSL satu kelas. ternyata dia juga kesusahan cari-cari bahan tugasnya, hohoho..

Tau ngga, proses penulisan artikel ini: aku diganggu sama satu spesies kucing. hahaha...

ini lagi si kucing pake acara naek-naek ke keyboard leptop... haaaaa.... jadinya leptopnya harus diangkat nih... si Nadiyatur kan takut sama kucing, jadinya lari cari tempat lain, hohohoho. Si kucing malah ngedeketin dia mulu lagi...

-ehm- kembali ke awal. Udah frustasi berat terhadap kedua tugas yang membingungkan. e.e.eh... ada si teman muncul, si Anis. Dia habis ngerjain tugas bareng. Tugas SAS, katanya sih juga tentang monyet-monyet bla.bla.bla itu, katanya (lagi) itu spesies di Kepulauan Mentawai, tepatnya Pulau Siberut.. Huft.

Aaaaaa mau searching lagi...

Minggu yang...

Hari ini hari Minggu.

kurang tau mau melakukan apa. 

sendiri lagi

sendiri lagi

Haaaaa.... apaan sih aku ini ?

Oiya, karena sekarang aku sudah berada di Bandung lagi, jadi ga punya kegiatan deh. inget kalo dirumah biasanya jam segini bersih-bersih rumah sambil ngedumel. Hahaha, jadi kangen nih... kalo di kosan mah paling beres-beres kamar yang segitu, 30 menitan juga udah beres...

Karena ngga ada kegiatan sampai detik ini, aku sekarang melaju ke masjid Salman buat hotspotan. Huft. nanti siang sih ada acara ngerjain modul fisika bareng si Nadiyatur sama Epi....

Sumpah pas liburan kemarin aku ngga nyentuh buku satupun!!!

Euforia nih...

Sampai dirumah tuh rasanya rumah serasa istana. Lueeeeeeebar banget dibanding kamar kosan. bisa ndlosoran di ruang tamu soalnya...

Fufufu... ayo semangat Rahma!!!! Besok kau kuliah!!!! Hari pertama kuliah setelah libur lebaran!!! Ayo semangaaaaaaat!!!

Hahahaha... ayo.ayo.ayo

Sabtu, 18 September 2010

Hai-Hai Semua...

Sabtu, 18 September 2010
Assalamualaikum Wr.Wb..

Hai teman...

lama saya ndak posting ni blog. baru beberapa minggu sih, tapi kan ya.. hahaha

Ngga terasa Ramadhan udah lewat, dan Idul Fitri pun ternyata juga sudah lewat... 

Rahma mau minta maaf, kalo-kalo ada salah, kalo-kalo di postingan saya ada kata-kata yang ngga pantes, saya minta maaf...

BTW, saya masih punya banyak cerita, tapi bingung mau nulisnya kapan. pengen berbagi cerita tentang mudik pertamakali nih! hahaha...

Ya sudah.. saya pamit dulu, sekian..

Wassalamualaikum Wr.Wb...

Hari-Hari OSKM Part 5

Hari kelima OSKM
Jumat, 6 Agustus 2010

Karena closingnya malem, jadi mahasiswa baru masuknya jam 13.00. acaranya ada pengenalan dosen wali per Fakultas, setelah itu baru mobilisasi ke Saraga buat solat, makan, dan closing. Uwa... seru niyh...

Pukul 8.00 WIB (Waktu Indonesia Bandung, halah)...

Ada SMS masuk dari kakak Kelautan sama Kakak Perminyakan.
Hai 62, kumpul di Salman jam 9 ya, pake baju bebas, bw seragam dan jamal di tas, tugas dibw seadanya.

Beberapa saat kemudian, ada SMS masuk lagi. Kali ini dari kakak matematika.
Hai 62. kumpul di McD simpang dago jam 9 ya. Penting. Pake baju BEBAS, bw jamal sama seragam didalam tas. Tugas dibw seadanya.

Lhoh-lhoh-lhoh. Mana yang benar? Ini jelas bingung. Dua kubu taplok minta ketemuan di tempat yang berbeda. McD simpang dago mana lagi tu? Buta arah nih, baru seminggu di Bandung, juga. Karena bingung, saya SMS si kakak matematika.

Saya :Kak, tapi kata kak (-perminyakan) suruh kumpulnya di masjid Salman, mana yang bener?
Kakak :Saya yang bener. Ke sini cepetan, PENTING!

Uouo. Kayaknya deadline banget niyh. Hah. Rencana mau cuci baju, jadi berantakan deh. Jadinya saya cepet-cepet mandi dan ganti baju seadanya. Saya adalah anak yang tepat waktu. Wuhuu... hahaha.

Setelah mandi, saya ngecek HP. Ada satu SMS, dari si Retno.
Rahma, malem ini saya boleh nginep di kosan kamu ya, daripada harus ngrepotin kak (-perminyakan) lagi, makasih.

Hahaha. Si Retno tea. Kemarin sih saya yang nawarin dia buat nginep di kosan saya, soalnya kasihan. Closing bubarnya jam 8 malem, belum lagi keluar dari situnya. Kira-kira jam 9 malem baru sampe gerbang depan. Mana ada angkot ke Moh. Toha jam segitu? Dia kan ngangkotnya nyambung dua kali...

Hahahaha...boleh.boleh.boleh.

Saya mbales SMS si Retno sambil ngetuk-ngetuk pintu temen kosan sebelah saya, nanya, McD simpang dago tu mana, dan naik angkot apa. Diterangin sih, tapi saya belum ngerti. Terpaksa keluar kosan, trus tanya sama ibu-ibu penjual makanan.

“O, kalo ke Dago naiknya Sadang Serang yang warna biru, neng, arahnya yang ke sana,” si ibu bilang sambil nunjuk ke arah taman hewan. Oke.oke bu, makasih atas infonya...

Akhirnya saya naik angkot sendiri untuk pertamakalinnya. Bilang sama si bapak supir buat turun di Simpang Dago. Ternyata di Dago itu... maceeeeeeettttt... di Solo mah ga ada kejadian macet sampai kayak gini.

Nah nah nah, itu dia McD simpang Dago. Hla... itu kakak matematika sama kakak kelautan ada di halaman McD…

”Yang lain mana, kak?” saya langsung gabung begitu turun dari angkot. Liet HP, baru jam 8.50, masih belum kumpul kayaknya.
”Belum pada dateng nih,” Si kakak matematika jawab.
”Ada perlu apaan sih kak?”
”Pokoknya deh, setengah gawat nih, tunggu yang lainnya datang dulu,” Hm. Kayaknya serius banget masalahnya.

10 menit kemudian si Vathiya dateng. Trus si Dimas nyusul, dan kakak perminyakan juga dateng. Yang lainnya pada ngaret semua.

”Udah ah, sepuluh menit lagi kita masuk ke McD, aku mau cerita,”

Akhirnya anak-anak 62 ~ga tau berapa yang kumpul, ga ngitung~ kumpul juga, desek-desekan di kursi. Yang pesen makanan cuma si kakak perminyakan sama kakak kelautan. Yang lain cuma numpang duduk dan ngadem. Hehehe.

”Jadi gini, hari ini ga jadi ada closing, habis pengenalan dosen wali, kalian langsung pulang,” Si kakak matematika mulai bercerita.
”Kenapa ga jadi closing? Ada masalah apa?” Siapa...gitu nyletuk.

Si kakak cerita lagi. Tentang semua kejadian yang melatarbelakangi keputusan dari rektorat tersebut. Uh. Kami anak 2010 pengen ada closing, dan katanya, akan ada dukungan dari massa kampus untuk tetap mengadakan closing. Closing ilegal.

”Kalian ga wajib ikut kok, yang takut ga papa. Tapi kami jamin, kalian ga akan dapat sanksi. Sanksi sepenuhnya ditanggung panitia 2010,” Si kakak mengakhiri cerita. Udah jam sebelas. Karena ini hari Jumat, maka anak cowok pastinya jumatan jadi kami semua bubar. Yang rencana mau langsung ke kampus, pada pindah halauan ke kosan masing-masing buat ngerjain tugas yang memang belum selesai. Yang cewek pada nguntit ke kosan saya semua. Hahaha. Jadilah kamar berukuran 2x3 meter itu dipenuhi oleh lima orang anak yang punya kesibukan sendiri-sendiri. Asli sumpek.

Pukul 15.12 di Aula Timur, masih pengenalan Fakultas dan dosen wali.

”Eh, lihat SMS dari taplok saya, katanya Legal,” si Uswah, kenalan baru dari FTSL nunjukin SMS di HP nya. Acara closing jadi. Keluar dari ruangan, ikuti taplok yang berbaju merah.

Jadinya kita suruh ikut Varunastra. Aku belum dapet SMS kayak gitu dari kakak taplok. Iseng SMS si kakak perminyakan.

Saya :Kak, katanya legal, ya?
Kakak :Hahaha. Emang iya? Malahan saya belum tau fix nya. Tau dari mana kamu?
Saya :Ini teman saya dapet SMS dari taploknya, katanya legal...
Kakak :Hahaha.. aku pengen ilegal aja ah..

He? Si kakak nih. Aneh banget. Udah di ijinin juga malah pengen ilegal. Acara pengenalan dosen wali anak FTSL belum kelar-kelar. Jadwalnya sih jam tiga sore uda kelar, tapi ini baru jam empat lebih baru kelar, jadinya mobilisasi sama kakak varunastra tambah digalak-in deh, soalnya ternyata FTSL itu keluarnya paling akhir.

Anak FTSL pada jalan cepat (lari lebih tepatnya) ke taman di Sabuga dulu. Ada kumpul taplok, makan bersama, serta adu jargon dan yel-yel. Saya sih lari ke gedung dulu buat solat ashar, jadinya saya ngumpul di taplok jam setengah lima. Hahaha. Pake acara nyasar, pula. Anak-anak 62 udah pada kumpul. Kali ini duduknya barengan sama kelompok 63 buat adu yel-yel.

Acara di Sabuga selesai, terus solat magrib di gedung bawahnya. Habis itu mobilisasi ke Saraga, naik-turun tangga. Malem-malem, sumpek dah bersama 3000 anak-anak terbaik bangsa. Hahaha. Belum lagi panitia nya yang jumlahnya tujuhratusan. Uwa...

Di lapangan Saraga...

Baruuuuu semenit ada di lapangan, Byash!!! Turun hujan!!!

”Ga asik ah, masa closingmya hujan-hujanan,” beberapa anak mengeluh. Bener nih, ga asik banget. Mahasiswa baru buru-buru ngeluarin ponco. Karena saya ga bawa ponco, saya ngeluarin payung. Saking semangatnya, si payung sampe rusak dan ga bisa dipake. Kepala payung sama ganggang payung terpisah pas si payung saya tarik dari dalem tas. Temen-temen 62 sampe melongo melihat saya ngrusakin payung. Hahaha.

Akhirnya semua anak-anak 2010 pada dimobilisasi ke daerah yang teduh sambil digodain sama massa kampus. Hahaha. Lagaknya godain adek-adeknya tapi malah bikin ketawa. Padahal si temen-temen saya pada takut sama massa kampus (massa kampus=mahasiswa yang dua angkatan diatas 2010 sama yang atas atasnya lagi).

Ujan akhirnya reda. Kembali deh anak 2010 dimobilisasi ke lapangan bola. Lapangan becek, rawan kepleset. Akhirnya inti acara closing dimulai. Anak 2010 nyalain lilin sambil nyanyi lagu ’mentari’. Rasanya damaaai banget. Habis itu ada sambutan dari rektor, muter film kegiatan OSKM, trus nyalain kembang api, terus...

Acara closing sampai di sini

He? Closing apaan tuh? Payah banget! Tak pikir acaranya seru dan penuh kejutan. Hla ini, Ah… ngecewain nih, ga sesuai dengan apa yang diharapkan…Sebagian anak juga ngeluh gitu.

Closing yang di harapkan,

Tak sebaik yang dibayangkan.

Kami, 2010, kecewa.
Bad Closing.

Aaaaaaa ga enak ih. Ga seru ga seru ga seru...

Hari-Hari OSKM Part 4

Hari keempat OSKM
Kamis, 5 Agustus 2010

Lagi-lagi mobilisasi ke Saraga lagi. Jadwalnya sih olahraga, tapi ga tau mau kaya kemarin atau bukan. Dibentak (tepatnya disuruh dengan nada tinggi) sama kakak taplok Varunastra yang pake baju merah, dan selalu aja si kakak taplok medik baju putih bilang gini,”Yang sakit atau yang ngga kuat keluar barisan, ya,”

Ternyata kali ini jadwalnya ga bo’ong. Beneran olahraga. Kali ini olahraga senam, bukan olahraga jalan cepat lagi. Musiknya sumpah, lebih dari ancurrrrr!!!

Pertama sih suaranya si UpinIpin, Assalamualaikuuuum...

Tau-taunya habis itu ada musik-musik yang diaransemen ga jelas (hahaha). Mulai dari lagunya Super Junior yang Sorry Sorry yang disandingin sama lagu Keong Racun (ada kata Sori-Sori juga-kan?), reff lagu dBagindas yang C.I.N.T.A, pas kata Luka-Luka-Luka diulang-ulang terus, sampai ada lagu iklan Tory Cheese Cracker yang nyasar. Haa... Tapi musiknya asik kok, bikin pagi tambah semangat. Salut.salut.salut.

Habis senam, ada tantangan nih buat mahasiswa baru, yaitu semua mahasiswa baru harus buat posisi mahasiswa jadi tulisan ITB yang guedhe dalam waktu 10 menit, dan kami semua berhasil. Horeeee... habis itu, biasa, suruh Body wave, dasar.

Hari ini lanjutin lagi training motivasi yang kemarin. Ternyata training nya ada dua bagian, hari pertama dan hari kedua (=_=”). Saya sih lebih suka hari pertamanya, soalnya lebih rame. Hari kedua ini terkesan monoton, soalnya.

~ehm. Langsung ke cerita pulang saja kalau begitu.

”Rahma, saya ngga bisa ikutan makan-makan bareng, soalnya saya di jemput sekarang,” Si Retno cerita sama saya setelah kakak matematika ngadain rencana buat makan-makan bareng lagi. Kali ini ada tujuannya, yaitu buat Jargon sama Yel-yel.

”Saya ngga mau ngrepotin si kakak (perminyakan) lagi, malu atuh,” Si Retno nyambung lagi. Saya cuma senyam-senyum sambil ehm-ehm. Mulai detik kemarin (halah) saya telah resmi mencomblangkan si Retno dengan kakak Perminyakan. Hahaha. Si Retno kan typenya kaya si Afif (temen SMP) yang poloooos banget. Pasrahan kalau digoda. Hahaha.

”Ya udah, ga papa, nanti saya izinin sama semuanya,” Saya ambil keputusan. Si Retno ngangguk-angguk.

Kami semua jalan ke gerbang depan. Habis solat magrib di Salman, kami semua jalan ke Gelap Nyawang buat cari tempat makan. Karena hampir semua tempat makan ga ada yang kosong tempat duduknya sesuai jumlah kelompok 62, jadi, pilihan makan jatuh ke.....FastBake(lagi). Haaaa....

”Anak-anak, besok kan upacara closing niyh. Setiap kelompok wajib punya jargon dan yel-yel. Tujuan kita kumpul di sini ya buat bikin itu,” Si kakak matematika menjelaskan keperluan dan maksud hari ini kumpul, sedangkan yang lain pesen makanan.

Begitu makanan uda dateng, langsung deh di makan. Jargon dan Yel-yel ditunda dulu. Malah semuanya ngobrol-ngobrol hal yang ga jelas.

”Hei, jargonnya gimana nih?” Si Galuh mulai protes. Uda jam 8 kurang tapi belum dapat apa-apa. Saya juga jadi ikutan protes.

“Ga punya ide, tumpul nih,” Siapaaa gitu ngomong (tapi itu kayaknya saya yang ngomong).
Ya... masa belasan kepala ngga ada ide sama sekali sih? (termasuk saya nih, kosong-blong)

Diam beberapa saat, dan kembali bercerita tentang hal-hal yang ga penting samasekali.

Si Galuh punya ide, tapi asli jargonnya ngga banget. Yang cowok sok cool, yang cewek sok-im(ut), pake gaya Manohara soalnya. Pake kata Unyu-Unyu-Unyu juga. Halah. Unyu itu artinya apaan sih? Ungu? Lucu? Katanya itu simbol ITB. Ih.. unyu banget...halah. saya tetep ngga mudeng.

Jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Wah... malem banget ni, saya harus pulang!

Akhirnya pertemuan selesai juga. Pulang deh ke kosan. Si Retno jelas ga masalah karena ngga ikutan. Si Kery ditawari Alif buat bonceng lagi, tapi pas si Alif ambil kendaraan, si Kery buru-buru kabur naek angkot sama temennya. Hahaha. Paranoid nih. Nambah satu orang lagi yang jadi korban saya buat digodain, si Kery sama si Alif. Anak SITH sama anak STEI. Fufufu...

Besok closing ceremony nya malem. Gimana ya bentuknya? Penasaran nih...

Hari-Hari OSKM Part 3

Hari ketiga OSKM
Rabu, 4 Agustus 2010

”Cepet mbak, langkahnya diperlebar, jangan lari, awas tangga,” hah. Apaan sih kakak-kakak baju merah? Ini saya bawa beban berat malah suruh jalan cepat.
”Tempel depannya mbak,”
Oke-oke-oke.... fine...

Mobilisasi yang ’menyenangkan’. Hah, ini mah namanya penyiksaan, jalan naik turun begini suruh cepat. Ya susah...
Apalagi nih, si kakak-kakak tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Suruh bawa ini-itu tapi ngga buat apa-apa. Lha, saya rugi dong...

Yang kepakai bahan-bahannya itu hanya kertas manila warna hijau dan merah, untuk bahan buku dan nametag. Sebelumnya di suruh bawa kertas manila warna silver, emas, biru, halah, beli spidol, lem, gunting, tali merah 5 meter (panjang banget, kan? Dan ternyata cuma kepakai 1,5 meter wae. Pemborosan, niyh.)

-ehm- kembali ke hari ketiga OSKM.
Hari ini acaranya adalah Training Motivasi. Ceritanya sih kita mempelajari tentang apa yang ada di dalam diri kita. Humt. Hari ini (argh, hari ini-hari ini terus, atuh) tes kepribadian. Caranya, si Trainer ngasih selembar kertas yang isinya seperti kuisioner. Ada huruf D-I-S-C, type kepribadian. D=Coleris, I=Influencer, S=Stabil.,C=Melankolis. Ada 40 nomer yang harus diisi. Type kepribadian dilihat dari banyaknya nomor yang dikerjakan dibawah empat huruf tadi.

Saya pikir sih saya tipe I (Influencer) karena saya orangnya jayus banget, hahaha, ga taunya malah kebagian Type Melankolis...

-ehm lagi-Flashback dari jam setengah tujuh, ya???

“Hai-hai kenalan dunkz,” Ada penghuni baru dari kelompok 62. Kakak taplok cewek! Sumpah ni kakak lebay banget.

Sebagian dari anggota 62 yang uda dateng bisik-bisik, nanya siapa sih cewek itu.
“Inget kakak (perminyakan) kemarin ga? Kan taplok kita ada tiga, yang satu cewek, dari Matematika 2009,” Siapaaaa gitu ngomong. Sebagian ngangguk-angguk.

Acara dikumpulin di Saraga kali ini buat olahraga bareng, tapi mana buktinya kita olahraga?? Sama sekali tidak ada unsur olahraga (kecuali jalan cepat). Intinya di Saraga kali ini saya ga bisa menemukan titik jelasnya (ngomong apaan sih?). Ternyata disuruh mobilisasi dan melakukan body wave, hah, lupa. Habis itu, kumpul-kumpul taplok deh...

”Kakak sakit apa sih?” Salah satu dari 62 tanya ke kakak matematika waktu duduk-duduk taplok di lapangan. Duduknya pake alas ponco. Karena ga bawa, saya, Retno, dan Kery dipinjami ponconya kakak perminyakan buat duduk, si kakak duduk pake koran (aaaa... baiknya...)
”Ih, gue sakit cacar tau, si dokternya aja sampe ngejekin. Cacar kan penyakit anak kecil. Nah sekarang, gue baru kena,” Waw.. si kakak.

Kami semula yang pasif ~sama si kakak kelautan dan perminyakan~ mulai menunjukkan jati dirinya dengan si kakak matematika yang notabene gampang akrab sama anak-anak. Entah di kelompok ini saya merasa cocok. Baik teman-teman maupun si kakak-kakak taplok. Si kakak taplok juga kalo kumpul begini suka bagi makanan. Aku tanya kelompok lain, apa kalo tiap pertemuan gini panitia ngasih makanan kecil kayak choki-choki gitu, ya? Eh si temen bilang kalo ga pernah di kasih kayak gituan. Nah.. berarti itu ide taplok saya sendiri...

Habis dari Saraga, lagi-lagi mobilisasi. Kali ini ke GKU Timur, yang jaraknya jauuuuuh banget dari Saraga. GKU Timur deket gerbang depan, Saraga deket gerbang belakang. Huft. Mana di GKU Timur dapet di lantai empat, lagi... Aaaaa..

Training Motivasi dimulai. Satu ruangan kali ini diisi tiga kelompok. Kelompok 61, 62, sama 63. Setelah selesai test kepribadian, yang dapat type-type DISC disuruh tunjuk tangan satu-satu. Yang type nya kayak saya itu si Retno (beneran dia type C, soalnya dia mukanya kalem banget, ga kayak saya, hahaha). Si Kery S, Vathiya D, kalo Dessy saya pas ga lihat.

Tau-tau si Taplok 62 (kakak minyak) sama taplok 61 ato 63 gitu cerita-cerita tentang praktikum fisika dasar sama kimia dasar. Taplok saya bilang katanya praktik kimia dasar lebih asyik. Dan dia bilang gini,

“Ada yang mau lihat buku jurnal praktikum kimia dasar saya ngga?” Wah... tawaran menarik. Saya ga punya bayangan, bentukan jurnal kimia dasar tu gimana? Banyak anak (terutama 62) yang ngacungin tangan tanda mau.

Tiba-tiba si Trainer nunjuk taplok saya.
“Mas, kamu itu type apa?”
Si kakak bilang,”saya melankolis,”

Satu ruangan ketawa. Ih, si kakak polos banget sih. Rata-rata cowok kan type D, si kakak ini..

Begitu sadar dia diketawain, dia buat statement,” eh, melankolis tapi romantis...”
Ceileeeeeeh.... si kakak ni. Seisi ruangan tambah ketawa. Si trainer juga ikutan ketawa.

Keluar ruangan pukul 17.00.
Si kakak matematika ngajakin makan bareng. Dimanaaa gitu, sekalian mengenal satu sama lain lebih dekat. Beneran si kakak matematika membawa dampak yang besar banget. Dia bikin kelompok 62 seperti keluarga. Membuat kami-kami semua ga malu-malu lagi buat ngungkapin sesuatu.

”Coba tebak aku ini type apa?” si kakak matematika sok ngasih tebakan. Dasar. Ya pada tau lah, pasti type Influencer sejati. Orang yang suka mempengaruhi orang lain, yang membuat orang lain menjadi bahagia. Haisyah. Apaan sih?

”Eh, mulai sekarang kalian panggil aku mama ya? Itu papa-papa kalian, aku kan poliandri. Hahaha,” Statement lagi dari si kakak matematika.
”Hai anak-anakku... anakku ada duapuluh,” Ih waw... si kakak selalu sukses memecah suasana.

Akhirnya jadi makan-makan bareng. Tempatnya di FastBake. Tempatnya asli sempit. Satu ruangan dirombak biar cukup buat makan ber duapuluh. Si Fina ma Andreas ga ikut soalnya dari tadi pagi ga berangkat. Si Firdaus juga, dan sebagian ga datang karena pulang. Yang ikut sekitar 12 orang, 15-an sama taplok.

Sesi mindah dan geser-geser meja bagian si cowok, dan si Vathiya juga ikutan. Cewek FTMD kan harus macho, hahaha, ngga juga.

Si kakak perminyakan datang telat. Dia sibuk pacaran sama leptopnya. Tugasnya kayaknya paling berat dibanding dengan anggota taplok 62 lainnya.

Makan di FastBake lamaaaaa banget datang pesenannya. Si kakak matematika ga makan soalnya menunya udah habis. Kasihan. Acara makan kali ini asli nambah rasa kekeluargaan. Mulanya saya depresi berat pengen pulang, jadinya semangat lagi.

Masalah lagi. Sehabis makan, ada acara kepulangan. Biasa lah.. harus minimal tiga orang dengan cowok satu. Kali ini saya ada barengannya. Si Galuh, Fauzan, sama Vathiya. Si Kery ga ada barengannya, tapi terus jadinya di bonceng si Alif karena asrama Kery deket sama rumahnya Alif (cieeee... hahaha). Masalah Retno lagi niyh: dia pulang sama siapa?

”Jam segini udah ga ada angkot yang ke Moh. Toha,” Retno was-was. Udah jam 20.15, malem banget.
“Kalo gitu bareng saya aja,” kakak perminyakan lagi-lagi nawarin jasanya. “Saya bonceng, saya bawa motor kok.”

Retno ga punya pilihan lain. Hujan-hujan, diantar kakak perminyakan, berdua, ah… kalo saya jadi Retno, apa yang harus dilakukan? Rumahnya jauh banget, juga, di Bandung selatan.

Hm…

Hari ini hujan mengguyur Bandung. Tidur dengan tenang, mengingat kejadian-kejadian yang ada hari ini.

Hari-Hari OSKM Part 2

Hari kedua OSKM
Selasa, 3 Agustus 2010

Hari ini ngga ada yang istimewa, soalnya hari ini acaranya adalah peresmian mahasiswa (horeeeeeee saya jadi mahasiswaaaaa).

Belum sempet ketemu sama taplok lagi, karena ini acara resmi dari kampus, bukan acara dari panitia OSKM. Hari ini bebas tugas.

Ada pengenalan Unit~kaya ekskul kalo di SMA~ dan himpunan, yang nanti semester tiga bakal masuk ke situ. Karena di ITB sistemnya per Sekolah atau Fakultas, nanti semester tiga baru masuk jurusannya. Misalnya saya, FTSL, nanti semester tiga pengen masuk Teknik Lingkungan, jadi nanti saya anggota HMTL, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan.

Semester tiga ada Ospek yang sesungguhnya, OSJUR, Ospek Jurusan. Hah, makannya OSKM ini ga begitu parah. Parahan MOS pas SMA, hahaha.. jadi inget dulu sempet nangis di depan aula, di saksikan semua peserta MOS gara-gara panitia intinya nyebelin banget. Dikira saya kena asma karena sesegukan di depan kayak orang kehilangan nafas, jadi dibawa di UKS dan ga jadi ikut MOS. Hahaha..~Flash Back.

Sampai kosan langsung terkapar seketika. Nginget tadi betapa penuhnya gedung Sabuga. Inget si kakak panitia yang ngatur anak-anak keluar gedung.

Perhatian! Pimpinan aku ambil alih. FOKUS ADA PADAKU. Hahaha, kata-kata yang jadi favorit.

Hah, besok OSKM mulai lagi...

Hari-Hari OSKM Part 1

Hari pertama OSKM
Senin, 2 Agustus 2010

“Hai-hai halo halo halo….”

Sekitar pukul 16.30, begitu keluar dari gedung Sabuga langsung disambut dengan Taplok-Taplok (Taplok=Tata Tertib Kelompok) penentu masa depan. Halah, apaan sih? Jadi, satu angkatan yang berjumlah sekitar 3000-an dari 12 Fakultas, dibagi menjadi 160 kelompok, yang masing-masing kelompok dipimpin oleh 3-4 orang taplok.

“Yooo yang cantik dan ganteng pasti ikut kite-kite…”

Hah, kita mah ga bisa milih, saya dapat taplok 62 nih, diambil dari angka nomer induk mahasiswa. Saya nomer 16610062. nah.. bener kan?

“Kelompok berapa dek? Kelompok berapa?” si kakak-kakak taplok pada promosiin kelompoknya sambil ngacung-ngacungin ‘panji-panji’ (kaya papan yang ada nomer kelompok trus pegangannya panjang dari bambu). Yah.. kan uda ada anggotanya ndiri-ndiri…

Ah… ini dia taplok saya, cowok, pake baju biru yang tulisannya ‘Antakusuma’, kaya taplok-taplok kelompok lainnya.

“Hai, kenalan dong, kelompok 62 kan yah?” Si kakak taplok yang dari Kelautan~sok akrab banget~ menyebutkan namanya sambil mengulurkan tangan untuk salaman, tapi saya tolak (hahaha… lagi belajar muhrim-muhriman niyh..).
”Iya, saya Rahma,” mikir-mikir bentar nih... apa para taplok memang seharusnya sok akrab begini?

Dibelakang kakak taplok tadi ada sebaris anak-anak berbaju SMA. Ada enam atau tujuh gitu, dan ada dua orang berkerudung yang mirip.

”Retno, SAPPK,”
”.....,SITH” Saya lupa namanya... jahat banget..
”.....,FTMD” Lupa juga...
”.....,FSRD” Ini apalagi...
”Fina,SBM”

Haha.. yang cowok mah saya ngga kenalan semua, gimana ya???

Habis acara temu taplok, ada acara kumpul bareng satu regu. Hm... taplok kite cuma satu ya? Padahal yang lain banyak...

Eh eh.. nambah satu lagi, kakak-kakak yang mukanya familiar banget sih.. mirip siapa ya?

Kok, saya jadi ngerasa aneh? Ih... kakaknya cute..(=_=”) ~>langsung ada feel yang gimanaaaa gitu...

Si kakak kedua mengenalkan diri.”Saya dari Teknik Perminyakan 2009, kenalin dong satu-satu.. sebenarnya taplok kalian ada tiga, yang satu cewek, dari Matematika 2009, tapi dia hari ini sakit, jadi ngga bisa datang. Besok kayaknya bisa datang kok,”

Dan mulailah perkenalan regu. Yang dari FTMD si Vathiya, SITH itu Kery, FSRD itu Dessy. Nama-nama yang ngga familiar (kecuali Dessy-haha). Yang cowok ada si Galuh, Eka, Ben, Firdaus, e... siapa lagi tadi, e... saya lupa... haaa...

Inilah acara OSKM sebenarnya! Mulai dari tadi pagi, dilakukan mobilisasi dari gedung ITB ke Sabuga untuk gladi resik upacara peresmian mahasiswa baru, jadi belum masuk acara OSKM sebenarnya. Kemarin sih katanya suruh bawa kertas re-use, bla-bla-bla untuk masa OSPEK. Jadi bingung, kapan ngerjainnya kalau gladi resik nya aja baru selesai jam setengah lima??

”Jadi begini, kami para taplok bertugas untuk membimbing kalian semasa OSKM ini,” si kakak Perminyakan menjelaskan sesuatu. Kami semua duduk melingkar. ”Ayo tugasnya dikerjakan ya, semangat nih buat OSKM nya,”

Suasana belum mencair. Kami masih jaim-jaim an. Apalagi saya yang notabene memang jaim-an.

“Ih kalian kenapa diam begitu sih?” si kakak maksa banget buat kita semua buat membaur satu sama lain. Dan karena masih belum akrab-akrab banget, kami semua mengerjakan tugas kelompok dengan rada-rada kagok, mau minjem ini-itu masih pada malu-malu. Huft..

Setiap kelompok harus punya pemimpin, jadi kami melakukan voting ketua. Calonnya ada dua, Galuh sama Fina. Yang kepilih si Galuh. Tugas ketua itu memberi tahu kelompok tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan selama OSKM. Istilahnya jarkom. Pertama saya ga tau apa itu jarkom, ternyata nyebar info lewat HP. Haha.

Untuk sesi jarkom, si Fina berbaik hati menawarkan diri, biar dia aja yang jarkom-in semuanya.

“Gimana cara jarkom nya kak?” Si Fina tanya ke kakak perminyakan. Dia tanyanya pas semua anak taplok ngerjain tugas, jadi banyak yang ga tau ada dialog antara si Fina dan si kakak. Pas itu kebetulan aja saya lagi merhatiin si Fina ma si kakak bicara.
”Catet nomer saya aja ya? Nanti saya kirimi info, trus kamu nyebarin ke teman-teman lainnya,” si kakak perminyakan lalu nyebutin nomernya. Ajaib, saya langsung inget nomernya, padahal ngga saya catet. Haaaa....

Tiba-tiba suasana jadi berubah. Yang semula ribut, tambah kian ribut. Taplok-taplok yang lain pada bubarin kelompoknya. Katanya sih acaranya sudah melebihi ‘kapasitas’ yang dijanjikan. Jam acaranya sudah lewat. Kami semua ~calon~Mahasiswa Baru diperintahkan supaya segera meninggalkan semua acara yang disusun oleh pihak panitia. Apalagi ada pihak –eee yang marah-marah mulu, jadinya kan gimana gitu. Saya pikir acara molor kan bukan kesalahan panitia OSKM...

Karena keributan tadi, acara mobilisasi dari Sabuga ke ITB agak tersendat, jadinya saya pulang jam tujuh kurang 15 menit (itu saya belum solat magrib), untung Bandung beda dengan Solo, aazannya lebih telat... jadilah saya mengungsi ke Salman untuk solat...

Sehabis solat, di luar masjid saya ketemu sama taplok lagi, dan satu orang cewek lagi, Retno.

“Ada teman untuk pulang?” kakak taplok menghampiri. Saya menggeleng.

Hanya tertinggal dua orang. Saya dan Retno. Habis solat magrib, kepulanganlah yang jadi masalah. Yang cowok-cowok boleh pulang sendiri, tapi yang cewek harus barengan sama yang lain minimal ada cowoknya satu. Tapi di kelompok, yang cowok sudah terlanjur pulang, si Fina di jemput, sedangkan si Dessy sama Kery ikut barengan kelompok lain. Saya dan Retno sama-sama ga punya barengan pulang.

“Retno rumahnya mana?” kakak taplok tanya.
“Moh. Toha,” si Retno jawab. Si kakak taplok ~yang kayaknya orang Bandung~ ngangguk-angguk.
“Naik apa?”
“Angkot,”

Amazing. Coba di Solo, abis magrib ga mungkin ada angkot kluyuran.
“Aduh gimana nih? Yang cowok udah pada nyebar sendiri-sendiri,” kakak taplok bingung.
“Saya pulang sendiri aja, deket bangeeeeeet,” Saya berusaha meyakinkan kakak taplok.
“Bukan masalah jauh deket, tapi itu syarat mutlak dari taplok medik, pulang harus barengan minimal tiga orang,”

Bingung.

“Kamu bareng saya aja,” kakak perminyakan membuat keputusan. What???
“Saya pulang sendiri aja, dekeeeeeet kok, cuma di situ tuh,” agak sungkan nih. Tangan udah nunjuk-nujuk ke arah kosan biar ngeyakinin kalau kosan saya dekeeeeet banget.
“Ayo dong bantu saya, soalnya saya tanggung jawab sama taplok medik buat cara kepulangan kalian nih, ini penting,”

Akhirnya saya pulang sama kakak taplok perminyakan. Si kakak jalan duluan, saya di belakang. Udah dibilang deket, juga, sebel. Untuk si Retno, dia di antar kakak taplok kelautan, rumahnya ternyata jauh banget, kalau naik angkot itu sekitar satu jam an kalau ga macet. Amazing.

Sampai kosan, mandi, cari makan, ngerjain tugas, sholat, dan iseng iseng SMS kakak taplok tanya tugas yang harus di kumpulin besok, pakai nomer yang tadi di inget. Dan ternyata nomernya bener, hahaha. Dasar nih Rahma aneh banget. Ga tau lah, rasanya ada sesuatu sama si kakak taplok perminyakan tadi yang bikin saya penasaran. Aaaargh...

Tidur.

Kisah antara Aku, Universitas, dan Jurusan Kedokteran

Waktu aku masih TK kecil, aku pernah diberi pertanyaan seperti ini:
Adek nanti kalo sudah besar mau jadi apa?
Dengan tegas aku jawab: Dokter...

Waktu SD, aku dikasih pertanyaan lagi. Pertanyaan yang sama.
Aku lagi-lagi jawab: Dokter...
Si temen nanya mau kuliah dimana?
Aku jawab: UI... karena aku taunya baru UI sama UNS. Karena pengennya ngekos, jadinya milih UI...
Waktu kelas enam SD, bapak keterima beasiswa S2 di ITB, jadi kepikiran pengen masuk ITB.

Waktu SMP, aku mulai tau universitas mana-mana saja. Nambah list tentang UGM sama UNDIP. Ada yang tanya lagi. Mau jadi apa?
Aku jawab lagi: Dokter...

Waktu SMA...
Aku tanya sama temen-temen. Mau masuk jurusan apa?
Dokter...
Tanya beda orang.
Dokter...
Tanya lagi sama beda orang.
Dokter...

Hla... kenapa semuanya milih kedokteran?

Ternyata sebagian besar temen-temenku pengen jadi dokter. Pekerjaan yang klasik banget dah pokoknya itu. Menjanjikan banget, dan mentereng tentunya. Tapi aku menemukan temanku yang ga pengen masuk kedokteran. Pengennya Farmasi. Apaan sih Farmasi itu? Ada juga temenku yang pengen masuk teknik sipil. Apaan lagi tuh? Mikirnya sih teknik sipil itu tentang kehidupan sosial si masyarakat, ih ogah banget (inget pelajarannya pak Tikno yang masyarakat sipil bla-bla-bla) hahaha. Ada yang pengen masuk Elektro juga, Teknik Kimia... mulai saat itu aku cari-cari informasi.

Dari SD pas si bapak keterima di ITB, aku jadi punya harapan kesana. Bandung Cuy, apalagi niatku yang pengen ke UI (UI itu dulu selalu peringkat 1 nasional) ditentang si bapak karena Jakarta itu lebih dari bahaya. Hiks. Aku kan pengen masuk ke sekolah yang terbaik, bapak...
Tap no problemo lah. Masih ada universitas yang lainnya.

Masih mencari jurusan nih, rencana pindah halauan. Ternyata dari dulu aku ga punya hati dengan kedokteran.

Aku tertarik banget sama IT. Pengennya masuk STEI ITB. Tapi lihat passing grade di buku SMS GO temenku itu tinggi banget (65% an, waktu itu..), nyaliku ciut dah. OMG.

Denger kabar kalo UGM sekarang peringkat 1 nasional, jadi tertarik masuk UGM. Hahaha, masih ngareep masuk universitas nomer 1 di Indonesia, nih..

Ada pengumuman UM UGM, aku daftar deh. Pilihan pertama si Ibuk yang nentuin. Aku ambil kedokteran. Ga sesuai sama keinginanku sih, tapi si ibuk pengen banget ada generasi di keluarganya ada yang jadi dokter. Pilihan kedua ku Teknologi Informasi, yang ketiga Biologi. Itu pilihanku sendiri. Pas tanya-tanya di kelas pada daftar apa aja, aku syok, 75% anak di kelasku daftar di kedokteran. Apah?

Aku semakin ga yakin dengan kedokteran.
Kalo semua anak jadi dokter, yang jadi pasien siapa?

Mulai detik itu aku ilfil sama kedokteran, hehehe.

Pengumuman UM UGM bikin frustasi. Gagal. Kenapa aku kecewa ya? Padahal aku kan ga pengen kedokteran?

Aku cuma kasihan sama si Ibuk, udah ngarep banget anaknya jadi bu dokter.. maafkan anakmu, ibuk...

Halauan terakhir buat kuliah: SNMPTN!!!

Si ibuk masih ngotot juga. Aku disuruh ambil kedokteran, kalo ga, ambil keguruan. He??? Masa jadi guru? Ga tau apa kalo aku ga bisa ngajar? Si kakak aja pas tak ajarin ku bentak-bentak melulu, hahaha...

Kisah SNMPTN yang lucu. Aku bimbang banget waktu itu. Istikharah beberapa kali tapi belum dapet petunjuk juga. Aku sempet nangis pas bingung itu.

Beberapa hari sebelum pendaftaran ditutup, aku buka-buka buku SMS GO, dan lihat-lihat ada jurusan apa aja. Perhatianku tertumbuk pada jurusan Teknik Lingkungan. Terus aku lihat satu-satu universitas yang nyediain jurusan itu. Yang passing grade tertinggi itu ada di FTSL ITB. Aku manteb banget milih itu, karena tentunya aku pengen yang terbaik (halah). Ini nih...

Aku mengutarakan niat pada Ibuk. Si bapak sih ndukung banget buat daftar ke ITB, hahaha

Apakah respon ibukku?
Teknik Lingkungan kuwi sing dinggo ngolah sampah kuwi to? Nggilani, cah wedok barang arep mlebu koyo ngono... wis, pilihan sijimu pendidikan matematika UNS, pilihan loro Teknologi Informasi UGM...Opo njupuk.o kedokteran UNS wae to nduk....
Sempet kesel juga denger ibuk bilang gitu. Mulanya sih pilihan satu TI UGM, pilihan dua Teknik Sipil UNS, tapi si Ibu nentang. Cah wedok arep mlebu bangunan...(sipil=bangunan, baru dong nih... asal pengen daftar di sipil, padahal ga tau sipil itu ngapain. hahahaha)

Aaaaaarrrrghhhh

”Wis buk, pokoke nas aku pilih kuwi, pilihan pertama yang nentuin aku, yang kedua ibuk,” Aku membuat suatu keputusan. Si Ibuk sebenarnya mau nentang lagi, tapi akunya yang ga mau tau. Huft.

Akhirnya satu hari sebelum ditutup pendaftarannya, aku nentuin pilihanku. Pertama FTSL ITB, yang kedua Pendidikan Biologi UNS. Si ibuk masih ngotot, kalo ga kedokteran ya guru. Tapi aku bersumpah, kalo aku keterima pilihan kedua, tahun depan aku ngulang lagi, titik.

Esok harinya, habis pulang kegiatan aku ke kantor bapak buat ndaftar SNMPTN. Ternyata saat itu situsnya lagi trouble. Sial. Pendaftaran ditutup jam 4 sore, ini jam setengah dua aku belum daftar.

Akhirnya aku pulang dan pendaftaran diurus sama bapak. Saat pulang, si bapak bilang kalo aku belum di daftarin. Situsnya trouble, dan alhamdulillah pendaftarannya diperpanjang dua hari. Hahaha... aku slamet.

Tes SNMPTN berlangsung. Tegang banget karena itu jalan terakhir buat masuk PTN favorit dengan biaya murah. Pas tes bikin minder. Di ruangannya ga ada jam, aku ga bawa jam, dan pas ada bunyi bel, dikira masih sisa lima menit ato berapa menit, ternyata itu tanda bel berakhirnya tes. Uwaaaaa.... untung udah pada di itemin bulatannya....Tak hitung-hitung sih PG nya nanggung banget, tinggal doa wae nih. Kalo kepaksanya jatuh di pilihan dua, ya ngga papa lah... sabar...

Paling bikin minder itu adalah orang yang duduk di sebelahku. Ngerjainnya sambil senyam-senyum, yang dikerjain buanyak banget, kayak punyakku yang buanyak banget juga, tapi bolongnya. Hahaha. (dia keterimanya di UIN jogja, satu ruangan tesku keterima 4 orang, salah satu diantaranya Kedokteran Umum UNS)

Setiap malam, hari-hari menjelang pengumuman SNMPTN, aku selalu berdoa kepada Allah. Aku memberi Allah sebuah pilihan:
Ya Allah, jika aku tidak keterima di FTSL ITB, berarti takdirku itu tahun depan di kedokteran UGM...
Hahaha... kocak banget doanya. Hehehe. Aku polos banget ih, soalnya bimbang banget. Ga tau mau berbuat apa...

Dan alhamdulillah Allah menjawab doaku. Aku keterima di pilihan pertama. Si Ibuk jadi ndukung pilihanku. Pas ditanya tetangga,

”Mbak Rahma masuk mana, budhe?”
”Di ITB,” Si ibuk njawab dengan bangganya.

Hahaha... si ibuk malah bangga banget anaknya masuk ITB. Dan ada sebagian tetangga taunya aku masuk kedokteran (emang di ITB ada kedokteran?), soalnya dulu pas aku daftar kedokteran, si Ibuk cerita-cerita sama tetangga...

Respon temen-temen juga bagus banget, begitu tau aku keterima ITB,
Wa... keren nda... ITB...
Wuhu... ITB memang sudah punya nama, ya...
enjoy di lingkungan baru :3

Pas aku dapet jaket almamater (jamal) ITB, aku kaget . Warnanya hijau lumut, persis kayak di mimpiku pas aku cari-cari universitas. Dulu sih ceritanya aku mimpinya pake jamal warna ijo lumut. Setahuku kan itu warna jamalnya UGM, jadi PD aja daftar di UGM dan yakin keterima, padahal ngga. Hahaha, makannya kecewa banget.

~sekarang iseng-iseng searching rangking universitas di Indonesia, ternyata sekarang ITB ranking satu. Hahaha, keinginan buat masuk universitas nomer satu

Kisah Antara Aku dan Afifah

Kali ini aku mau memperkenalkan sahabat karibku waktu SMP, dan Alhamdulillah sampai sekarang juga masih kontak-kontak untuk menjaga silaturrahmi.


Namanya Afifah (emang cuma itu namanya). Dia lahir 10 Februari 1993. Kuanggap dia sebagai kakakku di sekolah. Aku kenal dia secara dekat baru kelas 2 SMP, karena waktu kelas 1, dia pendiem banget. Selalu duduk di deretan depan, sampingnya si Mayesti dan ngga ganti-ganti. Aku sih dulu duduk sendirian dan di pojok belakang, karena belum cocok sama teman-teman cewek yang sebagian ga pake kerudung (aneh saja melihatnya. Belum terbiasa, karena dulunya waktu SD kan aku di swasta). Dan kurang tau kenapa ga ada anak yang mau deket sama aku, hiks.


Sedih banget pas itu. Kemana-mana sendirian, dan lagi, pas itu aku marahan sama temen SD yang anaknya sensitif banget. Dia ku kritik karena aku ngrasa dia agak caper (cari perhatian). Jadinya ya... hah. Ini mah aku nya yang terlalu jujur ngeritiknya, jadinya dia tersinggung. Padahal temen SD ku itu baik banget lo. Dia satu-satunya orang yang selalu ingat hari ulang tahunku. O... so sad... kok jadi curhat begini?


Waktu kelas 2, si Mayesti pindah kelas, dan otomatis si Afifah ga tau mau duduk sama siapa. Dan akhirnya aku duduk di sampingnya, menemaninya (halah, apaan sih?). Kami berdua sama-sama pasif dan jaim-an. Kalo ga diajak ngobrol, pasti ga mau ngomong. Kalo aku sih emang gitu, tapi kalo udah kenal, aku orangnya rame banget dan ga tau malu. Hahaha. Hla si Afifah ini, udah kenal lama juga, masih belum rame. Akhirnya karena bujuk dan rayuanku, si Afifiah mulai membuka dirinya untukku (he?), buat cerita-cerita apa yang ada di otaknya. Dia ternyata brilian.


Aku baru menemukan seseorang yang bentuknya seperti itu. Dia pintar. Proses menghitungnya dua kali lebih cepat dibanding aku. Tanpa kertas, tanpa kalkulator. Kekuatan pikirannya tajam. Dia punya ‘sesuatu’. Jika dia merasa ada sesuatu yang akan terjadi, dia bisa merasakan tanda-tandanya. Aih aih aih, jadi kagum dah. Insting nya kuat. Lucunya, kalo dia punya feeling dan diceritakan sama orang, ga akan kejadian. Tapi kalau dia diam saja, kebanyakan kejadian.


Kami berdua bisa akrab karena memiliki beberapa kesamaan. Kami berdua –dulu- sama-sama pengen jadi arkeolog, sama-sama nyesel jadi perempuan, haha. Klasik banget sih alasannya. Kami berdua suka main detektif-detektifan, cari-cari masalah buat dipecahin. Hahaha. Pengagum detektif Kindaichi, suka Sherlock Holmes tapi sama-sama belum pernah baca novelnya, apalagi tau kisahnya. Cuma tau kalo si Sherlock itu keren. Hahaha. Childish banget sih. Betul.betul.betul.


Si Afif ini polos banget. Saking polosnya, aku suka godain dia. Berhubung kami punya kisah yang berhubungan dengan si CS, aku suka godain si Afif dengan nyomblangin dia sama si Amay. Hahaha. Kisahnya unik banget.


Si Afif sekarang masih kelas 3 SMA. Dia di SMK N 2 Surakarta jurusan teknik elektro (jadi inget, kalo ulangan elektro, pasti nilainya selelu paling tinggi di kelas. Aku kadang jadi nomer dua. Ibuk bapakku kan guru elektro, hahaha). Dia emang dari dulu pengen masuk SMK. Itu SMK negeri terbaik di Solo (pas kelas satu, dia diajar sama ibukku, hehe. Jadi kalo ibuk ngadain ulangan, aku kadang-kadang ikut meriksa pekerjaannya). Sebenernya sih kalo dia daftar di SMA N 1, peringkatnya masih 100 besar, tapi ga jadi daftar karena ada masalah keuangan keluarga. Rencananya dia setelah lulus SMK mau lagsung kerja. Sampai saat ini aku masih support dia buat cari beasiswa kuliah, biar dia ga mentok cuma jadi lulusan SMK.


Kami berdua dulu punya obsesi yang sama. Pengeeeeen banget buat novel yang tokoh-tokohnya kita-kita semua. Ceritanya tentang detektif-detektif gitu. Tapi belum kesampaian niatnya karena keburu lulus. Udah punya draftnya padahal. Si Afif udah nyelesain cerita satu buku, aku baru beberapa halaman, dan itu ceritanya lebay banget, hehe.


Udahan ih, ceritanya jadi so sad gini. Malahan bingung mau ngakhirin kisah di halaman ini dengan kata apa. Hahaha. Masalahnya pasti itu.
アイサ の ノート © 2014