“Indonesia adalah negara yang tersesat oleh waktu,” kala itu dosen mata kuliah
biokonservasi mengulangi penggalan kalimat dalam film yang menerangkan tentang
keragaman Indonesia. Mata kuliah ini saya pilih untuk menggantikan mata kuliah jurusan
lain –lingkungan tambang yang diambil sebelum masa penggantian rencana studi
atau PRS. Rumor-rumor nya sih paket A, yang mana jadi incaran kebanyakan
mahasiswa. Tapi rencana saya mengambil ini jauh sebelum rumor itu terdengar.
Saya memang tertarik dengan mata kuliah program studi biologi ini. Awalnya
tidak jadi mengambil mata kuliah ini karena belum ada teman yang mengambil.
Rasanya agak aneh juga kalau masuk ke kelas jurusan lain sendirian. Tapi pada akhirnya ada sekitar sebelas
orang dari jurusan saya mengambil mata kuliah ini, setelah PRS tentunya.
“Apa yang menurut kalian menarik dari film kemarin? Apa fakta yang
baru kalian tahu?” mengawali kuliah, Pak Dosen melontarkan pertanyaan. Hey, apa yang menarik dari film kemarin?
Tentang Indonesia ?
Rasa-rasanya biasa saja, sudah terlalu sering didengar di telinga. Mungkin
beberapa ada yang berfikir seperti itu karena tidak ada satupun mahasiswa yang
menjawab pertanyaan Pak Dosen.
“Jalak bali yang hanya tinggal empat belas
ekor, pak,” saya menyahut perlahan. Ya, benar! Di film dokumenter tersebut
dikemukakan bahwa jalak bali –yang notabene ikon pulau Bali
itu tinggal EMPATBELAS EKOR saja.
“Baik, apa lagi?” Pak Dosen sepertinya
menganggap hal yang ‘wow’ untuk ukuran saya itu tidak terlalu ‘wow’ untuk
ukuran Pak Dosen. Maklum, saya bukan orang biologi pak jadi fakta tersebut
masih terlalu mengejutkan buat saya.
“Eh… sawah di Pulau Jawa sudah ada dari
duaribu tahun yang lalu, Pak,” dan saya angkat bicara lagi karena mahasiswa
lain tidak ada tanda-tanda untuk bersuara. Benar lho, saya baru tahu fakta ini
bahwa kehidupan rakyat Indonesia
sudah begitu majunya di abad lalu. Saya kira peradaban manusia yang maju di Indonesia
itu baru bermula saat kerajaan Kutai Kartanegara berjaya. Ah ya, buku sejarah
yang saya baca masih minim yang menjelaskan tentang kehidupan di Indonesia
sebelum kerajaan Kutai ada.
“Ya, menarik sekali,” Pak Dosen saat itu terlihat semangat. Mungkin apa
yang saya lontarkan tadi memenuhi kehendak beliau. ”Di Pulau Jawa sudah ada
sawah sejak duaribu tahun yang lalu. Peradaban di Jawa juga sudah berkembang.
Dari dulu Pulau Jawa itu sudah padat penduduk. Kalian tahu kenapa?”
Mahasiswa yang di kelas saling pandang. Pasti banyak yang mau mengeluarkan
pendapat, tapi takut salah dan disalahkan.
”Karena subur pak,” ada juga yang menyahut. Akhirnyaaa
”Benar sekali!” Pak Dosen tersenyum. ”Lalu kalau sekarang, kenapa Pulau Jawa
masih juga padat? Padahal lahan pertanian berkurang lho!”
”Karena ada industri, pak. Di Pulau Jawa juga ada ibu kota, dan pusat
perekonomian Indonesia juga ada di Pulau Jawa. Jadi, orang-orang
berbondong-bondong untuk pergi ke Jawa,” mahasiswa lain ikut angkat suara.
”Benar benar. Manusia dari dulu memang mencari tempat dimana mereka bisa
memenuhi kebutuhan hidup. Dulu saat belum ada teknologi yang secanggih ini,
manusia bergantung pada alam. Dimana ada lahan subur dan tanaman yang bisa
dimakan, disitu manusia akan hidup. Sekarang dimana ada lapangan pekerjaan,
disitu manusia akan hidup,”
Jadi ingat pelajaran masa sekolah dasar dulu bahwa urbanisasi kerap menjadi
masalah besar. Angka urbanisasi yang melejit dibandingkan angka transmigrasi
yang rendah membuat kota kota besar makin berkembang tetapi juga makin padat. Di samping itu, desa desa akan semakin
lengang dan lambat berkembang. Usaha pemerintah saat ini sudah lumayan baik,
ditandai dengan pembukaan lapangan pekerjaan baru di kota-kota kecil serta
adanya pembangunan fasilitas yang memadai, agar penduduk desa tidak pindah ke
kota.
Ada banyak hal yang tidak saya ketahui tentang Indonesia. Bertahun-tahun
yang lalu saya sangat menyukai pelajaran sejarah, selalu menghabiskan waktu
belajar untuk membaca buku pelajaran sejarah yang berisi tentang kisah-kisah
kerajaan masa lampau. Bukannya sekarang saya tidak suka sejarah, tapi kehidupan
kampus membuat saya hanya berangan-angan untuk membaca sejarah lebih dalam
lagi. Trilogi film ’Discover Indonesia’
yang diputar saat kuliah biokonservasi membuat saya menjadi bersemangat lagi
untuk menggali Indonesia, menemukan Indonesia yang sudah hampir hilang dari
sisi lain saya.
Bukan hanya ditemukannya sawah dari jaman dulu banget itu, sis.
BalasHapusSaya juga pernah baca, pada jaman dahulu kala (uhuk) terdapat bani jawi yang merupakan keturunan dekat dengan adam dan menempati wilayah Indonesia (diprediksi pada saat itu peta dunia masih berupa satu pulau / benua besar)
lebih jelasnya lagi cari digugel. ^_^
woh, iya? baru tahu hoho. terimakasih kunjungannya :D
BalasHapus