Pages

Selasa, 29 Maret 2011

Dibalik Bidik Misi ternyata...

Selasa, 29 Maret 2011
Selasa, 22 Maret 2011

Hari ini Hari Selasa. Terus???
Agak ‘wah’ karena saya agak syok dengan cerita seorang teman. Sebut saja dia AT.
“Rahma, aku mau ceritaa,” AT berkata setengah teriak saat kami bertemu di perjalanan masuk kelas.
“Iya, nanti ya, buru-buru mau praktek FiDas nih,” aku mendahului AT.
“OK,”

Pulang praktikum, saya ketemu AT di Salman.
”Huuy, katanya tadi mau cerita, kok kayaknya bahagia gitu, hehe,” aku menghampiri AT.
”Ngga jadi ah, ngga penting juga,” AT cengingisan.
”Hayu ah cerita, uda penasaran, juga,”
Akhirnya AT mulai bercerita karena saya terus mendesak.
”Tau ngga Ma, inget ngga, dulu aku kan pernah cerita tuh ngajuin berkas bidikmisi, tadi aku dipanggil ke LK,” AT berkata setengah berbisik.
”Buat apa?” aku masih belum mengerti jalan pikirnya.
”Bapaknya bilang,’kamu mau melengkapi berkas ini tidak?’, nah, saya ditawarin buat beasiswa bidik misi, Ma,”
”He? Jadi dulu itu kamu nyerahin berkas?”
”Iya, iseng aja. Terus bapaknya lagi bilang gini, ’kamu tahu kan gaji orang tua kamu berapa, kenapa nekat mendaftar bidik misi?”,”
”Bapaknya bilang gitu?”
”Iya, terus nanya juga ayahku kerja di perusahaan mana,”
”Lha kamu jawab apa?”
”Saya sih bilang gini,’jujur ya pak, saya berani ngajuin berkas ini juga karena melihat realita yang terjadi, banyak teman saya yang sebenarnya sangat mampu malah dapat bidikmisi, sedangkan teman saya yang kurang malah tidak dapat beasiswa ini’,”
”...terus si bapaknya ngangguk-angguk. Saya ngelanjutin,’pak, kenapa bisa seperti itu? Sebenarnya syarat apa yang bisa membuat mereka yang mampu itu bisa dapat beasiswa bidikmisi?’. Si bapak njawab,’jujur memang ini ada kesalahan sebenarnya. Data yang awal itu sebenarnya tidak diproses secara teliti. Kami dulu dapat desakan dari atas untuk segera mengirimkan data anak yang mendapat bidikmisi, jadi karena deadline, semua itu belum diproses secara lanjut’,”
”...’lalu bagaimana itu yang kaya pak? Kan mereka merampas yang bukan haknya?’. Si bapak njelasin lagi. ’kemarin memang sudah ditelusuri, memang ada pejabat yang anaknya bisa dapat bidik misi. Dalam waktu dekat ini LK akan memfilter data anak bidikmisi. Kemungkinan besar, yang sebenarnya tidak berhak, akan dicabut beasiswanya, bisa juga diminta kembali biaya kuliah yang telah dibayarkan dengan dana bidikmisi’,”
”...terus bapaknya bilang, ’kamu salah kan?’ aku ngangguk. Aku tahu kesalahanku itu ya ngajuin bidikmisi padahal sebenarnya keluargaku masih mampu. Terus bapaknya bilang lagi ,’saya juga salah, membiarkan sembarang orang dapat dana bidikmisi’,”

Aku melongo. Deg-degan, kaget bercampur penasaran. Ada apa sebenarnya dibalik bidik misi ini? Ini tahun pertama mahasiswa dapat bidikmisi, tapi pengolaannya sudah kacau begini. Bagaimana seterusnya???


Wahai orang beriman, tak sepatutnya seorang saudara mengambil hak saudaranya tanpa seizin darinya . Hoi hoi hoi!!!! Lo lo anak-anak borjuis, jangan cuma pengen kuliah gratis dengan biaya ga halal ya, itu hak sodara-sodara lo yang lain. Jangan diambil dong sobs! Begitu juga ortu, pak eRTe, pak Lurah yang bantuin bikin surat keterangan tidak mampu yang sesungguhnya itu palsu. Penipuan sekarang sudah merajalela ni. Hoooi apa kata duniaaaa?????


Dari cerita asli, dengan perubahan tata bahasa.

2 komentar:

  1. rahmaa...aku iri sama blog kamu dan cara kamu nulis.... :')

    BalasHapus
  2. Opo sih, kau terlalu berlebihan *tutupmuka*

    cieee blogger anyar,leeennn :)

    BalasHapus

mau bertukar pikiran?:D

アイサ の ノート © 2014