Yah, waktu. Bahkan satu detik yang berjalan setelah ini pun
tidak akan pernah kembali.
Izinkan saya bercerita, tentang pentingnya menghargai waktu.
Bukan, mungkin bukan bercerita, tetapi hanya berceloteh, menulis tidak terarah.
Intinya, tentang waktu.
Apa kira-kira kegiatan yang paling sering menghabiskan waktu?
Tanpa kita tahu, kapan itu akan berakhir, berapa detik yang harus terbuang?
Menunggu.
Saya sejujurnya tidak masalah untuk menunggu. Saya sangat menghargai apa itu tepat waktu. Kalian
tahu, kan? Setiap orang memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Bila kau hanya
berlambat-lambat untuk mengulur waktu, sedangkan temanmu datang tepat waktu
agar bisa melakukan kegiatannya yang lain, apa kau termasuk orang yang
”mengerti” ?
Menunggu, berapa
lama teman-teman bisa menunggu? Kalau saya, terlambat lima atau sepuluh menit
itu masih wajar. Kalau terlambat lebih dari satu jam?
Oke, sebenarnya
saya di sini hanya ingin menekankan menghargai waktu itu untuk sebuah
keterlambatan.
Ah ya, saya juga
masih sering terlambat.
Setidaknya,
berusaha untuk tidak terlambat.
Oh, tentu saja
terlambat di sini bukan hanya saat menunggu orang saja, tetapi juga dengan
Tuhanmu.
Saya sendiri
sebagai seorang muslimah, melaksanakan Shalat. Hei, Allah memanggil kita lewat
adzan, kenapa tidak juga kau menggerakkan kakimu untuk wudhu dan bersegera
shalat?
Nah, di satu sisi
saya gemetaran kalau masuk kelas sudah telat, sisi lainnya masih terlalu
nyantai kalau dengar adzan, tidak bersegera shalat. Ini jadi poin penting yang
harus dicatat.
Oh iya, untuk
keterlambatan, saya garis bawahi dua kali. Kenapa? Karena itu menyangkut hidup orang lain.
Berkali-kali, saya
membuat janji dengan orang lain. Ya, tepat pukul segini kita bertemu. Esoknya,
saya menunggu, menunggu, dan menunggu, padahal masih ada agenda lain yang harus
ditangani, si sosok ini belum juga muncul. Satu kali, saya maafkan. Mungkin
khilaf. Tapi.. bagaimana kalau setiap kali membuat janji beliau seperti itu??
Saya pilih
diamkan. Saya sudah pernah menegurnya, tetapi mungkin introspeksi dengan diri
sendiri akan lebih baik. Kami sama-sama telah dewasa. Mungkin, saya positif
thinking saja.
Hei! Lekas
bergerak! Jangan biarkan orang lain menunggu! Jangan biarkan Tuhanmu menunggu!
Cepat, bergerak!
Kau tahu? Waktu
itu tak mau tau dengan urusan kita! :)
*PS: kenangan
terburuk saya saat menunggu adalah saat itu ada rapat jam enam pagi, malamnya
saya insomnia. Mulai dari jam sebelas malam saya berbaring tetapi sampai pukul
dua malam saya tidak bisa terpejam samasekali. Setelah itu, demi menepati janji
bertemu besok pagi agar tidak telat, saya putuskan untuk tidak tidur. Akhirnya
saya minum kopi sambil mengetik sesuatu. Sampai pagi nya, saya datang lima
menit sebelum janji. Ditunggu sampai saya merasa jenuh. Tahukah kalian apa yang
terjadi? Ya, beliau datang tujuh seperempat, dan saya memutuskan pulang tanpa
bertemu karena pikiran saya sudah jenuh dan lelah. Itu bukan yang pertamakali
membuat saya menunggu lebih dari satu jam.
Waktu, waktu,
waktu. Semoga semua orang makin menghargai waktu. Dan tulisan ini, semoga
menjadi pengingat buat saya sendiri yang masih ga menghargai waktu.
Hei, ayo hargai
waktu! Apalagi kalau itu menyangkut kehidupan orang lain di sekitarmu.
Tik .. tik...
tik...TIK!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mau bertukar pikiran?:D