Pages

Jumat, 31 Mei 2013

Menghargai waktu

Jumat, 31 Mei 2013
Yah, waktu. Bahkan satu detik yang berjalan setelah ini pun tidak akan pernah kembali.

Izinkan saya bercerita, tentang pentingnya menghargai waktu. Bukan, mungkin bukan bercerita, tetapi hanya berceloteh, menulis tidak terarah. Intinya, tentang waktu.

Apa kira-kira kegiatan yang paling sering menghabiskan waktu? Tanpa kita tahu, kapan itu akan berakhir, berapa detik yang harus terbuang?

Menunggu.

Saya sejujurnya tidak masalah untuk menunggu. Saya sangat menghargai apa itu tepat waktu. Kalian tahu, kan? Setiap orang memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Bila kau hanya berlambat-lambat untuk mengulur waktu, sedangkan temanmu datang tepat waktu agar bisa melakukan kegiatannya yang lain, apa kau termasuk orang yang ”mengerti” ?

Menunggu, berapa lama teman-teman bisa menunggu? Kalau saya, terlambat lima atau sepuluh menit itu masih wajar. Kalau terlambat lebih dari satu jam?

Oke, sebenarnya saya di sini hanya ingin menekankan menghargai waktu itu untuk sebuah keterlambatan.

Ah ya, saya juga masih sering terlambat.

Setidaknya, berusaha untuk tidak terlambat.

Oh, tentu saja terlambat di sini bukan hanya saat menunggu orang saja, tetapi juga dengan Tuhanmu.

Saya sendiri sebagai seorang muslimah, melaksanakan Shalat. Hei, Allah memanggil kita lewat adzan, kenapa tidak juga kau menggerakkan kakimu untuk wudhu dan bersegera shalat?

Nah, di satu sisi saya gemetaran kalau masuk kelas sudah telat, sisi lainnya masih terlalu nyantai kalau dengar adzan, tidak bersegera shalat. Ini jadi poin penting yang harus dicatat.

Oh iya, untuk keterlambatan, saya garis bawahi dua kali. Kenapa? Karena itu menyangkut hidup orang lain.

Berkali-kali, saya membuat janji dengan orang lain. Ya, tepat pukul segini kita bertemu. Esoknya, saya menunggu, menunggu, dan menunggu, padahal masih ada agenda lain yang harus ditangani, si sosok ini belum juga muncul. Satu kali, saya maafkan. Mungkin khilaf. Tapi.. bagaimana kalau setiap kali membuat janji beliau seperti itu??

Saya pilih diamkan. Saya sudah pernah menegurnya, tetapi mungkin introspeksi dengan diri sendiri akan lebih baik. Kami sama-sama telah dewasa. Mungkin, saya positif thinking saja.

Hei! Lekas bergerak! Jangan biarkan orang lain menunggu! Jangan biarkan Tuhanmu menunggu! Cepat, bergerak!

Kau tahu? Waktu itu tak mau tau dengan urusan kita! :)

*PS: kenangan terburuk saya saat menunggu adalah saat itu ada rapat jam enam pagi, malamnya saya insomnia. Mulai dari jam sebelas malam saya berbaring tetapi sampai pukul dua malam saya tidak bisa terpejam samasekali. Setelah itu, demi menepati janji bertemu besok pagi agar tidak telat, saya putuskan untuk tidak tidur. Akhirnya saya minum kopi sambil mengetik sesuatu. Sampai pagi nya, saya datang lima menit sebelum janji. Ditunggu sampai saya merasa jenuh. Tahukah kalian apa yang terjadi? Ya, beliau datang tujuh seperempat, dan saya memutuskan pulang tanpa bertemu karena pikiran saya sudah jenuh dan lelah. Itu bukan yang pertamakali membuat saya menunggu lebih dari satu jam.

Waktu, waktu, waktu. Semoga semua orang makin menghargai waktu. Dan tulisan ini, semoga menjadi pengingat buat saya sendiri yang masih ga menghargai waktu.

Hei, ayo hargai waktu! Apalagi kalau itu menyangkut kehidupan orang lain di sekitarmu.


Tik .. tik... tik...TIK!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mau bertukar pikiran?:D

アイサ の ノート © 2014