It might just make
their day
-Jayesslee
“Assalaamu’alaikum maaaa~~~,” suatu hari telefon genggam saya berdering ringan. Sesorang menghubungi saya. Nadiyatur.
“Wa’alaikumussalam, ada apa nad? Ada perlu apa?” dan saya sedikit bingung. Ada apa
gerangan anak satu ini menelfon malam-malam?
“Ngga ada apa-apa,
cuma pengen nelfon. Kangen,”
Rasanya ingin
tertawa. Terdengar sedikit aneh, baru tadi pagi juga ketemu di kampus, sekarang
malam hari dia nelfon trus nyatain kalo kangen. Di saluran tersebut Nadiyatur
menanyakan hal-hal yang biasa. Sedang
apa? Ga tidur jam segini? Ayo kasih
suatu topik, pokoknya harus ngobrol… dan berbagai pembahasan yang
sebenarnya kosong banget haha. Tapi surely
itu bikin saya seneng.
“Lah emang ga
boleh kalo nelfon tanpa alasan?”
Boleh boleh, tapi
terkesan random -_- haha.
Dan baru kemarin
malam saya melakukan itu. Sebenarnya saya tidak bermaksud untuk menelfon teman
saya satu ini. Yang saya sadari ketika saya membuka tas, ternyata handphone
saya menyala dan terhubung pada suatu nomor. Itu nomor teman SMP saya.
”Assalaamu’alaikum!!!!”
saya bersemangat sekali ketika terhubung dengan saluran itu. Perasaan bahagia
membuncah *halah. Tumben banget dia nelfon. Apa anak ini kena syndorom random yang sedang epidemi di Bandung ini? Entahlah.
”Wa’alaikumussalam...,”
suara di seberang menjawab salam, lalu disusul dengan sedikit jeritan
”...maaaaa~~~~ aku pengen nangiiiiisss~~~,”
Saya pikir dia
bercanda, tapi kemudian beberapa saat kemudian saya mendengar suara di seberang
benar-benar terdengar sedang menangis. Yang satu ini, dia hampir tidak pernah
menangis. Bahkan dulu saya sama Afif pernah mencoba membuat dia menangis tetapi
selalu gagal :””D
”Semangat,
semangat, Thin. Lagi banyak masalah, tho?” iya, namanya Fathin (bukan X-Factor
sekarang itu -_-), teman SMP dulu yang punya kesamaan minat. Sering
banget kami membicarakan sesuatu yang out
of the box. Kami menyukai hal-hal baru, menyukai sesuatu yang kadang tidak
terpikirkan orang lain. Ya, kami berbeda.
“Kangeeeen~~,”
“Aku juga kangeeeen. Kapan liburan? Kapan ketemu?”
Saya terhubung dengannya selama kurang lebih limabelas menit.
Tujuh setengah menit pertama terpencet jadi terputus, lalu Fathin menelfon
balik.
“Hei, suaramu
terlihat berbeda,”
“Suaramu juga,”
Ya, kami sudah
tidak bertemu selama lebih dari empat tahun.
Aaaaaa miss you guys T^T
Kangen sekali rasanya nyampah bareng, curhat-curhat bareng,
ngecengin orang bareng#eh
“Hei, masih suka ngeceng?”
Ya engga lah,
sekarang udah insyaf :””)
”Kau tahu? Di sini ga ada yang sepemikiran,” ya, saya
tahu. Dia sering menulis di FB kalau karakteristik orang di sana itu ga ada
yang sama dengan pas SMP dulu. ”Aku sendirian di sini,”
”Bukannya temanmu
banyak?”
”Iya, teman
banyak, tapi ga ada sahabat,”
Yasudah, nikmati
saja :). Pada tahap seperti ini kegalauan dan perbedaan prinsip memang menjadi
problem besar bagi kaum muda kok Thin :) saya juga mengalaminya, tetapi
alhamdulillah sekarang sudah sedikit stabil
haha.
Jadi teringat akan
mimpi-mimpi kita dulu, membuat cerita bareng, dan melakukan suatu hal bareng
hoho. Impian terbesar saat ini adalah membuat novel bersama, kolaborasi. Si
Fathin udah start dari awal ikut lomba cerpen, trus ada total empat buku
kolaborasi yang sudah dan akan terbit. Ane sendiri ikut lomba nulis cerpen ga pernah
menang -_- haha #plaak.
Fathin dan
empat yang lain, dengan saya berarti berenam, kami satu hati (apaan sih ini
ngelantur -_-). Sekarang kami berpisah, kadang sulit dihubungi, dan ga tahu
bagaimana keadaan kalian sekarang secara pasti.
Hei, mulai merajut
mimpi lagi, yuk? Ukhuwah itu harus dijaga, saling memperbaiki diri~~ *saya ikut
random.
Baiklah,
percakapan terhenti karena saya sedang ada acara mabit di Salman. Dan ketika
menutup henpon, iseng liat pulsa.
Eh, loh, kok masih
tigaratus perak?
Lah, bukannya tadi
masih skala ribuan? Sisa dari
transfer pulsa ayah tadi pagi mana? *eh
Jadi tadi telpon
itu sebenarnya aku yang telpon, bukan Fathin?
Ha?
-_-
Yasudahlah,
berarti memang Allah memerintahkan prajuritnya untuk menggerakkan henpon saya
untuk kepencet di dalam tas, lalu menelfon si Fathin ini. Padahal tahu ga sih,
di phonebook saya, nomornya pake
inisial P (buat SMP), jadi ini kebetulan yang luar biasa sekali bisa tepat
menelfon ke dirimu ini.
Mungkin kau
berdoa, mengirimkan sinyal-sinyal kerinduan (-_-) kepadaku sehingga aku
digerakkan untuk menghubungimu :3
Ya, tujuh menit
saya yang nelpon, terus dirimu yang menelpon saya tujuh menit kemudian.
Hei, kemarin itu
indah sekali >_<”
Pengen cepet
liburan, pengen cepet ketemu :””””””””””””””)
Miss you~~
PS: hei, mungkin
harus ditelpon rutin tiap bulan siapa-siapa yang jarang kontak. Make their day bro! seneng banget lho
tiba-tiba di telfon walau dengan topik yang ga penting. Sekedar say hi atau
nanya kabar :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mau bertukar pikiran?:D