Kau tahu? Ini yang
dinamakan mimpi, begitu nyata, tapi begitu abstrak. Seakan dia mengambang di
depanmu, menunggu kau gapai, tapi di sudut pikiranmu kau bertanya-tanya, kenapa
susah di gapai? Ya, bayangan itu abstrak. Bayangan itu tidak nyata. Ah, teori mimpi
itu adalah gerbang menuju negeri baru bernama masa depan itu bohong.
Tidak, itu tidak bohong. Bila kita bicara tentang mimpi, kau
akan mendapat beberapa pernyataan terkait dari itu semua, bahwa mimpi
sebenarnya adalah pecahan-pecahan dari masa depan yang tiba-tiba datang, bahwa
sebenarnya mimpi adalah suatu ramalan tentang apa yang terjadi, tepatnya kita
yang menentukan bagaimana masa depan kita.
Hei, kau mengerti
perbedaan mimpi dengan mimpi? Mimpi tentang angan-angan konyol super hebat dan
mimpi di saat tidur?
Tidak, aku tidak tahu bedanya. Yang aku tahu, keduanya
sama-sama abstrak, sama-sama nyata. Bila kau bermimpi di dunia nyata, kau akan
terbawa dengan hal itu di saat kau tidur. Ini hal yang nyata. Aku sudah
mengalaminya berkali-kali. Banyak orang yang mengalami hal yang sama. Kau
terlalu bebal untuk mengerti hal sesederhana ini.
Ah ya, aku memang bisa dikatakan bebal. Aku tidak
merasakan apapun. Saat orang sibuk memikirkan masa depan, aku disini asyik
dengan membangun kerajaan di atas angan-angan, merajut benang-benang mimpi yang
ternyata omong kosong.
Oh, kau hanya
tidak tahu cara bagaimana mimpi itu menjadi nyata. Kau sendiri yang membiarkan
terus menerus hal itu menjadi sesuatu yang abstrak. Kau tahu? Analoginya adalah
air. Kau dengan mimpi-mimpimu yang bisa dibilang spektakuler itu, anggaplah
sebagai air. Coba kau gapai air. Kau tidak akan bisa mengambilnya, memegangnya.
Kau hanya bisa merasakannya mengalir, membuatmu nyaman, tapi kau tidak tahu
apakah air yang lewat di sela-sela jarimu itu akan terus begitu. Sekarang coba
kau ambil segelas air, lalu bekukan. Kau akan mendapati air tersebut mengeras,
kau bisa memegangnya. Kau bisa meraihnya. Mimpi tidak hanya dialirkan, mimpi
harus diwujudkan, mimpi harus ditangkap,
dibekukan, dan kita bisa mendapatkannya. Mimpi. Teruslah bermimpi. Terus
tangkap ikan-ikan itu dengan kaitmu, terus dan terus.
Aku terlalu lelah berfikir tentang analogi.
Aku tidak bisa
menjelaskan sesuatu tanpa analogi. Sekarang kau harus istirahat. Berhenti
merajut benang, berhenti membangun kastil. Saat berhenti merajut benang, kau
akan sadar, kau sudah menghasilkan sebuah syal yang indah. Kalau kau tidak
berhenti, itu tidak akan menghasilkan apapun. Setidaknya itu bisa dibilang hal
yang tepat walau aku sendiri tidak setuju.
Lagi-lagi kau beranalogi. Sudah, aku akan tidur,
aku akan bermimpi, besok aku akan hadapi hari dengan melihat realita. Dan
mungkin sedikit menghubungkan satu adegan dalam mimpi ke dunia nyata. Mungkin
saja itu akan sedikit berkaitan.
Hei tau tidak? Hari ini aku bermimpi aneh, ada
satu bagian dari diriku mengajak berdialog, berdebat, mengutarakan pendapat,
yang aku sendiri terheran, sebenarnya ada apa dengan diriku ini? Ada dua sisi,
saling berebut mana yang lebih dominan, mana yang lebih hebat, mana yang akan
menang menjadi diriku yang sebenarnya. Diri yang baru, diri yang hebat.
halo rahma... ada yang namanya teori psikologi mimpi loh. katanya kalo kamu lagi mimpiin seseorang, itu tandanya orang yang kamu mimpiin itu lagi kangen sama kamu. Dan aku udah membuktikan kebenaran psikologi mimpi itu hohoho :p
BalasHapushuo~~ namanya keren sekali, psikologi mimpi :D jadi tertarik mbak mempelajari itu :O. hoho iya kadang bener ._.
BalasHapus