Saat saya berangkat kuliah, atau pulang atau saat iseng-iseng
ngelihat mading, ada beberapa tulisan-tulisan entah teaser atau poster, entah
itu yang cuma pake buram atau sampai yang make kertas print glossy, hampir
semua atau kebanyakan dari kertas itu mengkoarkan tentang organisasinya,
tentang pergantian ketua atau kepala baru.
Ya. Regenerasi. Setiap organisasi pasti ada masanya untuk
pergantian kepengurusan. Tahun ini adalah bisa dibilang tahunnya 2010, karena
orang-orang dari angkatan inilah yang dipersiapkan untuk menjadi sel baru dalam
denyut organisasi (apa lah ini bahasanya geuleuh -_-).
”Kak, sekarang tu
ngga ada yang namanya pemimpin,” saat mentoring, seseorang berceloteh tentang
apa yang terjadi di Indonesia saat ini.
”Oh ya? Kan ada
presiden, menteri-menteri kan semua jadi pemimpin....”
”Mereka bukan
pemimpin, mereka pejabat. Asal dapat jabatan wae. Kerjaannya cuma menjabat,
ngga memimpin,”
Sepertinya saya
menangkap isi otak mereka. Ya, benar sekali. Tapi mungkin kata ngga ada diganti menjadi jarang. Sekarang banyak pemimpin yang
tidak mengayomi, hanya ingin jabatan, kesenangan dunia, dan hal-hal yang tidak
sepantasnya mereka cari. Ah ya, tapi ngga semuanya juga kayak gitu. Masih ada
pemimpin-pemimpin di dunia ini, yang pastinya memenuhi syarat-syarat
kepemimpinan. Saya tidak bisa sebutkan contohnya, saya hanya percaya pasti ada
di dunia ini. Pasti ada.
Oke. Mari kita
kerucutkan masalah. Menurut kalian sendiri, kenapa pemimpin itu penting? Kenapa
dari sebuah organisasi diperlukan sebuah pemimpin? Kenapa di himpunan musti ada
kahim? Kenapa BEM perlu presiden?
Jawabannya
adalaaahh~~
Mari saya jawab
dengan sebuah analogi. Analogikan bahwa sebuah struktur organisasi itu adalah
seorang manusia. Letak pemimpin itu ada di kepala, analogikan setiap bagian
dari tubuh manusia itu adalah departemen-departemen yang dibawahinya, dan
cabang-cabang ke organ-organ lain juga.
Coba apa yang
terjadi bila kepala di penggal? Yak benar, organisasi akan mati. Kepala
mengontrol semua. Bila berkeinginan kuat untuk berubah baik, maka yang
dibawahnya bisa ikut membaik. Bila berfikir tidak akan baik, maka kemungkinan
besar hasilnya juga tidak baik.
Lalu apakah
pemimpin mengontrol semua? Apakah
semua tergantung dengan pemimpin?
Tidak. Pemimpin
tanpa ada yang dipimpin tidak akan menjadi seorang pemimpin. Bila tubuh tidak
dapat dikontrol, maka ia bukan pemimpin yang baik. Sistem kepemimpinan yang
baik adalah yang ada timbal balik dari pemimpin dan yang dipimpin. Adanya
komunikasi yang baik, dengan pemimpin yang membawa gerakan perubahan serta
pejuang-pejuang yang mendukung baik yang terlihat maupun tidak terlihat. Intinya, ada kontribusi dari masing-masing
pihak untuk menuju kebaikan.
Kadang peran rakyat bisa ditaruh di jantung. Yang mengontrol
otak, tapi yang membuat denyut hidup adalah jantung. Kalau rakyatnya mati, otak
juga akan lebih mati lagi. otak tidak bisa mengatur denyut jantung karena
jantung berdenyut tidak kita kontrol. TAPI kalau jantung berdenyut dan otak
ngga berfungsi atau organ lain ga berfungsi (pemimpin dan antek pemimpin ga
berfungsi) ya ngga ada spesialnya. Ada kehidupan, tapi rasa-rasanya ada yang
kurang karena tidak bisa berfikir dan tidak bisa bergerak.
Ngerti kan yak
analoginya? Plis ngerti -_- saya bingung mau nulis gimana lagi.
Oh ya, jadi ingat
beberapa hari yang lalu, tentang postingan notes kecil teman saya yang
menunjukkan pemimpin dan yang dipimpin. Tentang Nabi Sulaiman dan Burung
Hud-Hud, tentang bagaimana tegasnya pemimpin dan bagaimana kreatifnya si yang
dipimpin untuk memberi ide, membawa gerakan perubahan (kok kayak jargon partai
-_-)
Oke, intinya,
dalam memilih pemimpin, perhatikan kriteria yang ada, setidaknya mendekati,
memenuhi, atau calon tersebut berusaha untuk memenuhi kriteria-kriteria tertentu.
Kalau dalam pandangan Islam, sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin menurut
Abu Bakar ra ada tujuh poin, yaitu:
a. Sifat rendah hati
b. Sifat terbuka untuk dikritik
c. Sifat jujur dan memegang amanah
d. Sifat
berlaku adil
e. Komitmen
dalam perjuangan.
f. Bersikap
demokratis.
g. Berbakti dan mengabdi kepada Allah.
Yo. Dari tujuh
poin diatas bisa disimpulkan bahwa jadi pemimpin itu ga mudah. Amanah besar,
dipercayai banyak orang, sebagai role
model, dan secara sengaja maupun tidak sengaja banyak orang yang menaruh harapan kepada pemimpin kita,
untuk merubah suatu sistem menjadi lebih baik.
Oke,
ngomong-ngomong tentang kaderisasi, sebuah organisasi yang baik dengan pemimpin
yang baik akan memiliki bentuk kaderisasi yang baik. Kaderisasi baik berarti
akan menentukan generasi-generasi penerus yang baik pula, dan bisa juga
memperbesar kemungkinan melahirkan pemimpin-pemimpin yang baik pula.
Aduh agak bingung
juga kalau membahas materi tentang ini karena mungkin terlalu berat. Maaf yang
membaca, saya hanya ingin ngeshare apa
yang ada di otak. Tadi banyak ide tapi sekarang entah kenapa menghilang begitu
saja -_-”
Oke, musim-musim
pemilu di kampus sudah mulai terasa. Tentukan pilihan, persiapkan diri baik
untuk menjadi pemimpin maupun yang dipimpin, mari membuat perubahan, mari
menebar kebaikan, dan mari tingkatkan kualitas diri masing-masing :)
karena semua manusia adalah pemimpin setidaknya
untuk dirinya sendiri