Halooo!!! Kali ini engga akan posting nyampah kayak yang
kemarin-kemarin kok haha. Baiklah karena saya udah lama gak posting sesuatu di
blog, kayaknya ini saat yang tepat untuk kembali menulis (--deadline udah kelar
pfft tapi ganti kerjaan baru ahahahahiks) jadinya saya akan ngeblog tentang
perjalanan saya dan teman-teman kantor ke Pulau Pramuka. Ehm, bisa dibilang
kerja, tapi bisa dibilang backpackeran karena budget terbatas pfft. Awalnya
Cuma dua atau tiga orang yang berangkat, terus karena yang semua nya juga
pengen berangkat, alhasil boleh berangkat berlima tapi budget tetep seminimal
mungkin \(_,_\) oke. Yang penting berangkat. Ke Pulau Pramukaaaaaa horeeeee
haha.
Oh iya. Kami berlima, Saya, Putri, Mila, Yola, dan Kak Nindy
bertugas sebagai surveyor BPLHD DKI Jakarta untuk Proyek PROKLIM alias Program
Kampung Iklim. Pulau Pramuka ini salah satu kandidat lokasi untuk PROKLIM DKI
Jakarta yang nantinya akan diikutkan ke tingkat nasional. Nah,
sebelum-sebelumnya sih kami kami ini udah keliling Jakarta mulai dari
Pulogadung sampe Tanjung Priok, dan Pulau Pramuka ini adalah lokasi terakhir
yang disurvey.
>> Day 0 <<
Kamis subuh kami berangkat dari Bandung, nyewa mobil dan di
antar pak supir ke daerah Jakarta Timur untuk survey tiga lokasi PROKLIM
terakhir. Seperti biasa (lah kapan ane pernah cerita kayak gini haha) survey
baru kelar sorean, bahkan baru bisa pada makan menjelang magrib. Setelah urusan
persurveyan di Jakarta /darat/ selesai, akhirnya kami bersiap untuk perjalanan
ke Pulau Pramuka (Jakarta /pulau/) yeaaay. Karena besok pagi pagi harus ke
Pelabuhan buat naik kapal, jadinya kami nyari hotel yang deket deket sana.
“Gimana kita nginep dimanaa?”
“Di hotel mana? Hotel x apa y?”
Dan sesi booking-membooking pun seperti biasa diawali oleh
Putri. Terpilih beberapa hotel yang mau di booking, lewat situs booking online
(Traveloka haha).
“Tapi ini kayak mencurigakan gitu kayak
losmen losmen,”
“Susah nyari di daerah pesisir yang gak
mencurigakan,”
Nanya pak supir pun katanya kalo di jalan gajahmada, atau di jalan
sesuatu, itu emang rawan. Di sana emang banyak lokasi “ehem ehem” yang gak tau
lah itu gimana. Akhirnya, secara singkat /gakdeng/ kami memutuskan untuk
memilih hotel 55 International di deket mangga dua square. Pas ke sini, nyasar!
Problemnya adalah karena GPS nya selisih 30an meter, salah belok ke gang
keciiil banget, dan itu daerah yang kayaknya “ehem ehem” itu. Duh mana ini
berlima cewek semua, watir pisan udah deg deg an.
Setelah berbekal tanya sana sini akhirnya sampai juga ke
hotel 55 ini. Harusnya belok setelah polsek, bukannya sebelum polsek haha. Dan
alhamdulillaahnya hotelnya diluar ekspektasi. Semalam kita bayar 260an untuk
satu kamar ukuran double deluxe (pesen nya dua), dan ternyata pas masuk ke
kamar, yang satunya malah dapat kamar ukuran family (kasurnya tiga!!) haha.
Mungkin karena pesen online terus yang pesen langsung keburu keisi atau
entahlah gimana, yang jelas dapet kamar yang enak dan murah. Horray. Oh iya,
btw kalao datang langsung, bayarnya 350 ribu per kamar untuk ukuran double
deluxe. Kalo family kayaknya 600an apa 700an gitu. Mendingan booking online
saja lebih banyak promo /eh.
>> Day 1 <<
Yay, hari pertama mau ke Pulau Pramuka dimulaaai!.
Kami berangkat dari hotel jam enam kurang seperempat. Karena
pak supir nya udah balik ke Bandung, kami berlima naik Grabcar ke Muara Angke
(biayanya sekitar 50 ribu). Catatan, kalo mau beli tiket KM Kerapu (alias kapal
dishub), ngantrinya dari pagi ya karena kuotanya Cuma 80 orang per hari. Kalo
engga kebagian, bisa pake kapal rakyat yang harganya lebih murah dan kapasitas
lebih banyak. Harga tiket KM Kerapu ini 50 ribu per orang belum termasuk
asuransi 2 ribu dan tiket peron 2 ribu. Jadi, total harga tiketnya 54 ribu.
Kalau untuk kapal rakyat harganya 45ribu. Oh iya, tiket ini gak bisa dipesan.
Yang bisa beli ya orang yang duluan datang.
Antri tiketnya itu pertama kita harus ambil nomer antrian.
Satu orang satu nomer antrian. Kalo bawa lima orang, ya ambil nomer antriannya
lima biji, sambil ngasih tau nama dan usia. Habis itu baris lagi ke depan
loket, buat bayar. Loket buka jam setengah tujuh sampai setengah delapan, tapi
biasanya 15 menit setelah loket buka, tiketnya udah habis. Jadi mending pagi
pagi datangnya. Oh iya. Ekspektasi saya naik kapal feri kayak pas ke Bali, pake
Feri gede, tapi ternyata engga haha. Kapalnya kapal Kerapu ukuran kecil dengan
muatan maks 20 orang. Jadi, “goyangan” nya kerasa banget. Kalau mau lebih
nyaman, bisa pakai speedboat naik
dari Marina, Ancol, dengan biaya 125ribu per orang untuk weekday dan 150ribu
untuk weekday (belum termasuk tiket masuk marina nya 20ribu per orang).
Setiap kapal ada rute nya. Kebetulan yang ditumpangi kami itu
pakai lintasan I: Pulau Untung Jawa – Pulau Pari – Pulau Pramuka – Pulau
Tidung, jadinya kami turun setelah berhenti di Pulau Untung Jawa dan Pulau
Pari. Jam delapan pagi kapalnya mulai berangkaat. Oh iya, pas nunggu kapal
berangkat, sebaiknya duduk di ruang tunggu karena nanti juga bakal dipanggil
buat masuk satu per satu pake toa. Jadi tenang, ga bakal ketinggalan (kalo
nunggu didalem). Perjalanan yang ditempuh sekitar satu setengah jam. Kami
berangkat jam 8, sampai pulau pramuka jam 09.30. dan hujan *padahaludahpadasiapsiapmantai*
Okay. Sampailah kami di Pulau Pramuka. Di sini kalau untuk
penginapan, bisa ke homestay alias di rumah rumah warga. Harganya bervariasi. Biasanya
kalau yang berwujud rumah harga semalam nya 250-350 ribu semalam (bisa ditawar
loh!). kalau mau yang di pinggir pulau, bisa 500ribuan per malam. Saya sama
teman-teman mencari homestay terdekat dari pelabuhan, rumah warna ijo yang
semalam sekamar 350ribu. Isinya kasur empat dan sudah ada AC dan kamar mandi
dalam.
Apa yang asik dari Pulau Pramuka?
Pulau pramuka ini bisa dikelilingi dalam waktu kurang dari
sehari. Di Pulau Pramuka ini Cuma ada dua RW, yaitu RW 04 dan RW 05. Pulau
Pramuka itu masuk di Kelurahan Pulau Panggang. Ada taman nasional nya di sana,
yaitu penangkaran penyu yang digunakan untuk sarana edukasi. Kalau untuk
pantai, lebih baik jalan ke arah utara karena lebih luas. Untuk daerah barat,
lautnya dangkal jadi bisa jalan sampe ke agak tengah an. Biasanya juga, pas
sore-sore banyak anak kecil yang renang-renang di sana. Mereka seneng banget di
foto haha. Kalau mau jajan-jajan, ada di depan dermaga, mulai dari telur gulung
sampe ada eskrim juga. Btw di sini ga ada minimarket sejenis alfamart atau
indomaret tapi tenang aja banyak warung yang nyediain makanan kecil kok. Untuk harganya
standar lah engga mahal kok. Buat makan pun ada warung warung dekat pelabuhan dan
juga di tengah tengah pulau. Oh iya, di
sini satu-satunya transportasi umum adalah motor dengan bak, yang bisa membawa
keliling pulau dengan biaya limaribu rupiah.
Jalan ke tengah laut di tepi pulau bagian barat |
Ketemu anak dermaga yang cihuy |
Sepanjang tepi Pulau Pramuka ditanami mangrove. FYI, pulau Pramuka ini merupakan salah satu area untuk konservasi mangrove |
telor gulung sepuluh ribu dapet lima. tapi pas beli, ibu penjualnya ngasih lebih dari yang seharusnya haha. |
ada tukik di penangkaran penyuu! |
di Pulau Pramuka ada hutan wisata edukasi juga loh |
>>Day 2 <<
Hari sabtu, kami survey untuk program kampung iklim di Pulau
Pramuka. Hari ini kami survey lebih ke
wawancara ke narasumber karena kemarin sudah keliling untuk melihat upaya
masyarakat dalam menangani perubahan iklim. Pagi-pagi jam tujuh saya pergi ke
dermaga untuk pesen tiket balik nanti jam satu. pas nyampe ke loket, katanya
belum ada info apa ada kapal dari sini berangkat ke jakarta darat atau engga. Dan
setelah menunggu beberapa saat, dikabari kalo hari ini .... kapalnya... GAK
BERANGKAT!!
Oemji.
Padahal kapal rakyat berangkat jam delapan.
Udah setengah delapan tapi belum wawancara narasumber.
Dan akhirnya dengan segala kekalutan, akhirnya memutuskan
untuk pulang pakai speedboat yang
turun ke ancol. Harga tiketnya 150ribu per orang. Kalut gara gara overbudget
sih sebenarnya haha. Awalnya dibudget in untuk transport kan pakai kapal dishub
yang 54ribu itu, jadi bengkak 3xlipatnya :”””D. Untung di Pulau ini makan nya
murah murah, jadinya bisa ketutup anggarannya. Jadi tolong yang berlibur ke
kepulauan seribu, siap siap kalo kapal dishub ga berangkat siangnya. Mending naik
speedboat yang turun di marina. Untuk
tiket nya, bisa dipesen di vila delima. Naik speedboat kalo siang-siang mending di bawah karena ada ac dan minim
goyangan. Kalo di atas pasti kena ombak yang masuk, ditambah muka gosong
separuh :”””D. Kami awalnya duduk di atas, tapi habis kena semburan ombak pada
pindah ke bawah yang lebih tenang dan adem :””D
Duh, post ini kok ane jadi banyak cerita ke saat
perjalanannya ya bukan pas nyampe nya haha. Yaudah. Biarkan foto saja yang
berbicara. Kelamaan ga nulis blog, kemampuan nulisnya jadi kaco kayak gini :/
Oiyaa kemungkinan saya akan posting mengenai program kampung
iklim itu sendiri karena lagi semangat nuliss iniiii hihi. Sampai jumpa di post
berikutnyaaaa ^^
Kalkulasi perjalanan
1. Grabcar ke Muara Angke = 50 ribu
2. Tiket kapal dan peron dan asuransi = 54 ribu
3. Homestay = 350 ribu /5 = 70 ribu àbisa lebih murah
4. Tiket kapal pulang = 150 ribu
5. Makan 5 x @15ribu = 75 ribu
6. Lain-lain = 50 ribu
Total = 449 ribu per orang à kalau trip nya berlimaan.
Kalo sendiri atau berdua, bisa lebih mahal untuk biaya homestay nya itu