Baru-baru ini saya
beralih dari dorama ke film jepang. Beberapa yang saya tonton itu adalah film
tentang musik. Baik itu klasik, jazz, maupun rock. Ceritanya lumayan menarik,
menghibur, dan ga monoton. Berikut beberapa film jepang yang mengangkat tema
musik yang pernah saya tonton. Check this out :D
1.
DMC (Detroit Metal City)
Bisa ditebak dari
judulnya sih kalau film ini mengangkat genre musik metal, lebih tepatnya death metal. Death metal adalah sebuah
genre musik yang mengusung tema tentang mati, neraka, dan kawan-kawannya di
lagu-lagunya. Biasanya lagu death metal banyak
lirik kasarnya. Tapiiii cerita di film ini ga kasar dan ga keji seperti genre
musiknya kok. Malah cenderung komedi. Iya, komedi.
|
sumber gambar: indowebster.com |
Cerita berawal
dari Negishi (Kenichi Matsuyama) yang memiliki obsesi menjadi penyanyi pop
setelah lulus kuliah. Tetapi ternyata takdir berkata lain. Setelah lulus dari
Tokyo Daigaku, Negishi mengirimkan musik demo ke sebuah label, tapi itu label
ngurusin band metal *lah *ane juga ga ngerti kenapa. Karena kejeniusannya bikin
lagu dan juga moto hidupnya yang berbunyi *no music no life*, dia menjadi
vokalis di sebuah band bernama DMC atau Detroit Metal City dengan nama panggung
Krauser. Di setiap penampilannya, anggota DMC memakai kostum dan make up
seperti grup band KISS, (kalo engga ngerti KISS, kayak kuburan band gitu) jadi
muka personil aslinya pada ngga diketahui publik.
Inti dari cerita
ini adalah bagaimana sang tokoh utama menyembunyikan identitas dirinya dari
teman-teman lamanya, bahkan ibunya di kampung halaman (ngakunya dia jualan di
toko bunga). Endingnya cukup lucu sih menurut sama :D
2.
Swing Girls
Baik, di poin
kedua ini saya akan beralih dari death
metal ke jazz. Cerita berawal dari sekelompok anak perempuan yang mencoba kabur dari kelas tambahan musim panas di SMA dengan cara
bergabung dengan brass band yang ga
bisa tampil di pertandingan baseball selanjutnya karena personelnya pada keracunan
makanan. Hanya ada satu orang dari grup awal yang ga keracunan, yaitu Nakamura
(Yuta Hiraoka) yang akhirnya bertanggung jawab melatih anak-anak kelas remedial
matematika itu, yang samasekali ga pernah megang alat musik jazz sebelumnya. Apakah
mereka jadi tampil di pertandingan selanjutnya? Ternyata enggak kawan-kawan. Anggota
lama sudah sembuh dua hari sebelum pertandingan dimulai. Akhirnnya ya latihan brass band dadakan ini ga jadi dipakai.
|
sumber gambar: skrinsut film :D |
Karena terlanjur
jatuh cinta sama jazz, Tomoko (Ueno Juri) dan kawan kawan memutuskan untuk
bikin brass band sendiri plus
ditambah sama Nakamura yang mengundurkan diri dari brass band sekolah. Karena ga ada alat buat dmainin, maka mereka
inisiatif mengumpulkan uang buat beli alat musiknya. Dari part time job yang
malah sebagian besar dari mereka meghabiskan uang buat beli barang-barang
diinginkan, sampe akhirnya sisa tujuh orang doang yang benar-benar niat untuk
ngelanjutin. Yaaa walau akhirnya semuanya juga ikut lagi sih karena ada
beberapa kejadian. Kelompok tersebut bikin band jazz dengan nama *Swing Girls*,
dan ditambah *and a boy* di sampul buku partitur sang pianis, karena memang
Nakamura adalah satu-satunya cowok di situ ahaha.
Inti dari cerita
ini adalah sebuah brass band yang
terbentuk karena ketidak sengajaan, disertai dengan aksi konyol dan kocak.
Musik-musik di film ini enak-enak, dan bikin saya yang ga terlalu suka jazz
jadi sukaaa hohoho. Btw, film ini debutnya Ueno Juri alias yang jadi Noda
Megumi di Nodame Cantabile, dan juga Yuta Hiraoka lo hoho. Dan informasi
tambahannya adalah
pemain-pemain dari Swing Girls ini dilatih beneran buat mainin alat musik tiup
berat itu. Mulai dari nol, dan sampai bisa. Jadiiiiii permainan musik di film
ini memang beneran:D
3.
Beck Movie
Poin ketiga saya
akan membahas tentang musik rock. Dan film ini adalah salah satu film yang
paling saya sukai. Kakak sepupu saya aja nonton sampe sebelas kali -___-. Film ini diadaptasi dari anime dengan judul
yang sama. Cerita bermula dari Koyuki (Satou Takeru) bertemu dengan Ryusuke
(Mizushima Hiro) yang membuatnya mengenal alat musik gitar dan genre rock.
Ryusuke yang merupakan guitaris dari sebuah band rock indie mengundurkan diri
dari band karena perbedaan prinsip dengan anggota lain.
|
sumber gambar: comicsalliance.com |
Ryusuke pun membentuk
band baru dengan anggota Taira (Mukai Osamu) sebagai basis, Chiba sebagai
vokalis, dan Ryu yang merupakan drummer dari band yang lama. Tapi akhirnya Ryu
juga keluar karena dia ga punya chemistry
dengan grup.
Pada akhirnya
Koyuki dan Saku bergabung dengan mereka, yang menamai band nya Beck. Koyuki
sebagai gitaris dua, dan Saku menjadi drummer. Tapi ternyata Koyuki ada potensi
lain, yaitu menyanyi. Suaranya baguuuuus banget. Iya, bagus banget sampe ga
kedengeran di film nya -___-. Ternyata respon masyarakat bagus banget sama band
ini. Mereka pun diundang untuk main ke Grateful Sound, sebuah festival musik
musim panas yang bueeesarrr banget. Tapi tiba-tiba itu dibatalkan karena ada
pergantian manajemen di GS itu sendiri, yang malah mengorbitkan band lama
Ryusuke.
Permasalahan ini
memuncak karena ada rahasia dibalik gitar kepunyaan Ryusuke, lucille, yang
ternyata gitar curian. Beck bisa tampil di Grateful Sound karena Ryusuke
membuat sebuah perjanjian dengan pemilik Lucille. tapi di hari H nya malah
suasana Beck jadi kacau. Chiba yang lari karena merasa dia ga dianggap di Beck,
dan juga Ryusuke yang stres karena mikirin perjanjian yang dibuat.
Film ini bagus
sih, walau kata kakak sepupu saya agak ‘alay’ karena pas Koyuki nyanyi ada air
netes-netes sama awan yang gerak cepat ahaha. Tapi selepas itu bagus kok. Walau
akting Mizushima Hiro pake dialog bahasa inggris nya ada yang aneh dikit :p. Intinya,
film ini patut buat dilihat :D
4.
Nodame Final Score in Europe
Naha Nodame? Bukannya
ini teh dorama? Bukan kok. ini movie, special lesson eheehe. Dan juga karena
film jepang tentang musik klasik saya belum pernah lihat selain nodame haha. Oh
iya, movie ini ada dua part.
|
sumber gambar: asianwiki.com |
Cerita nya masih
berkutat pada Nodame (Ueno Juri) dan Chiaki senpai (Tamaki Hiroshi). Chiaki
senpai yang berhasil debut di eropa menjadikan Nodame merasa kecil. Akhirnya Nodame
pun berjuang untuk bisa debut. Tujuan utamanya sebenanrya adalah bermain piano
yang di orchestra nya itu dipimpin oleh Chiaki.Suatu hari Nodame
seneng banget dengan salah satu musik, dan ingin nanti pas tampil dengan Chiaki
mereka memainkan itu, tapi ternyata pada saat yang bersamaan Chiaki menerima
tawaran bermain dengan Son Rui (Yamada Yu) yang mau come back dengan judul
musik yang sama. Dan pas Nodame tau ya pastinya kecewa.
Di movie ini juga
ada cerita Ryu (Eita) yang pergi ke Eropa demi lihat lombanya Kiyora (Asami
Mizukawa), juga Nodame menerima tawaran debut dari Strezmann yang tapi ga
bertahan lama.
Film ini masih
menyuguhkan komedi, semangat mengejar mimpi, dan juga romantisme *cieeeh
#plaaak. Ga bosen-bosen nonton Nodame sih walaupuun udah ada drama dengan
belasan episode, special lesson, dan yang terakhir ini adalah Nodame final
score.
5.
Taiyou no Uta
Yup yup yup
setelah membaha Metal, Rock, Jazz, dan Klasik, kita lari ke musik paling
populer, yaitu pop. Di sini Yui berperan sebagai Amane Kaoru, yang memiliki
penyakit yang membuatnya tidak bisa terkena sinar matahari langsung. Kehidupan Kaoru
dibilang datar. Siklus tidurnya yang ga normal juga membuatnya ga punya teman
banyak. Dia tidur di siang hari dan bangun di sore hari. Hampir setiap malam
Kaoru pergi ke taman dan menyanyi sambil memainkan gitar. Ga ada yang berhenti
dan juga mendengarkan.
|
sumber gambar: wikipedia.com |
Tapi kemudian
semuanya berubah. Bukan karena ada negara api menyerang, tapi karena pertemuan
yang ga disengaja dengna cowok yang dia amati setiap pagi dari jendela rumahnya
mengenalkannya pada dunia luar. Kaoru jadi diajak jalan jalan pakai vespa di
malam hari ke kota, dan bermain musik di sana. Itu pertamakali nya penampilan
musiknya di tonton banyak orang. Tapi di hari itu juga masalah mulai muncul. Dia
diajak untuk melihat matahari terbit. Akhirnya dia memaksa untuk pulang, dan
ketika sampai rumah, di depan pintu Kaoru terkena sinar matahari.
Pada akhirnya
kesehatan Kaoru memburuk, dia tidak lagi bisa memainkan gitar karena
jari-jarinya lemah. Atas inisiatif temannya, dia pergi ke studio rekam dan
mulai merekam lagu ciptaannya. Dan kemudian saat lagunya sudah mulai di putar,
dia mati.
Iya, gitu
ceritanya. Memang ini filmnya agak diam sih, sedikit dialog dan alurnya agak
lambat. Tapi bagi yang menyukai kehenigan *cieeh lagiii* film ini bisa
dipertimbangkan. Btw, ada versi doramanya yang main itu Sawajiri Erika...
Yup sekian
beberapa film musik yang pernah saya tonton. Ada lagi sebenarnya
Linda-linda-linda yang juga tentang sekelompok anak SMA kelas tiga yang main
musik untuk bunkasai terakhir di sekolah, juga Nana yang tentang dua cewek satu
metal satu kalem. Banyak kayaknya tentang musik lainnya, tapi saya belum lihat
semua. Ada yang mau ngasih saran, mungkin? Sekian, terimakasih :D