Bayang-bayang. Aku tidak heran, banyak orang yang tertipu dan
terpikat oleh hal ini. Dia bisa dilihat, tetapi tidak bisa disentuh ataupun
dirasakan. Banyak orang terpikat oleh bayang-bayang, dimana dia hanya melihat
indahnya, dan mengira bahwa apa yang ia lihat adalah hal yang sesungguhnya. Bayang-bayang
seolah bersahabat dengan kita. Padahal
bila saja kalian tahu, bayang-bayang bisa saja berupa fatamorgana.
Apa yang kau lihat itu tidaklah selalu benar. Memang benar,
pertama melihatnya mungkin kau akan merasa bahwa ‘ini’lah yang terbaik. Tapi tahukah kalian? Derajat bayang-bayang
itu sangat rendah. Dia tukang tipu. Tukang tipu yang tak akan bisa kau
hapuskan. Berkali-kali kau mencoba membunuhnya, itu tidak akan berhasil.
Bayang-bayang hanyalah benda mati, dan kau tidak bisa membunuh sesuatu yang
memang tidak hidup.
Angin. Tak
terlihat tetapi kau bisa merasakannya. Nyatanya, bila kau merasakan sesuatu,
matamu pun tak akan mengganggu. Nyaman. Dan tak ada yang bisa merayumu lagi. Yang
kau perlukan hanya satu: rasa percaya walau kau secara kasat mata tak dapat
melihatnya.
Aku ingin kalian
tidak mengenal apa itu bayang-bayang. Dari dulu, mungkin kalian hanya melihat
wujud yang tidak sebenarnya. Kalian benar-benar telah tertipu. Aku hanya
mengutarakan apa yang kuketahui. Berhati-hatilah dengan bayang-bayang. Mereka
tidak akan berhenti mengganggumu bila kau sendiri tidak menyadari bahwa kau
sedang tertipu. Aku ingin kalian mengenal angin. Kalian tahu, kan? Angin tak
pernah berbohong. Saat dia benar-benar ada, dia akan memberimu sinyal agar kau
tahu bahwa dia memang benar-benar ada. Kadang sinyalnya tidak terlalu besar,
jadi kau bisa saja tak merasa.
Pilihlah sendiri
bagaimana kalian merealisasikan rasa percaya. Angin, atau bayang-bayang? Apa
kalian hanya akan melihat kebohongan demi kebohongan indah tetapi itu tak
nyata, ataukah tanpa kata tetapi bisa terasa?
Rasa Percaya.
Merasakan rasa percaya. Benar-benar hal yang abstrak.