Kalau sudah masa-masa seperti ini, otak jadi banyak berfikir.
Bukan berfikir, tepatnya berandai-andai. Dasar manusia, selalu saja begini.
Beberapa waktu yang lalu saya dan teman saya berbicara
tentang menentukan tujuan. Ya~~ tujuan apapun. Tujuan disini bisa berarti niat
juga, sih. Entahlah, setiap orang memiliki definisinya sendiri, bukan?
Baiklah. Sering ditanya, apa tujuan mu hidup sekarang? Kalau
mengacu pada Al-Qur’an, disebutkan bahwa Allah menciptakan Jin dan manusia
untuk beribadah kepada-Nya. Ya, itu salah satu tujuan hidup yang harus
digarisbawahi.
Pernah suatu
ketika pernah ketampar sama pernyataan teman. Apa sebenarnya tujuan kalian? Apa prioritas kalian? Kalau dari daftarmu
itu nomor satu bukan Tuhanmu, ngga usah hidup saja. Baiklah, itu bisa
menjadi koreksi diri sendiri bahwa semua perbuatan yang kita lakukan itu harus
didasarkan niat untuk-Nya. Kalau begitu, bisa jadi ibadah, kan?
Balik lagi ke
menentukan tujuan. Ini gara-gara baca tulisan bang alitt di shitlicious.com
yang tiba-tiba ngomongin mental block -_- saya jadi keinget sama kegilaan masa
SMP. Jadi dulu pas saya SMP ada kebiasaan menjelang tahun baru yaitu bikin
resolusi bareng-bareng. Kita tulis giliran, terus kertasnya disimpen seseorang
deh. Kayak menjaga mimpi, gitu. Entahlah, pas SMP agak-agak absurd memang. Dan
kebiasaan itu hilang pas SMA karena ngga ada yang seklop SMP dulu. Sudah,
lupakan. Pas kuliah, saya ga pernah absen nulis rencana-rencana kedepan, tetapi
ya itu, terlupakan begitu saja.
Hei, kenapa perlu menentukan tujuan? Sebuah pertanyaan mendarat begitu saja,
lalu saya menemukan jawabannya sendiri.
Bukankah semua
manusia tidak bisa hidup tanpa tujuan? Orang yang hidup tanpa tujuan itu serasa
terombang-ambing di lautan yang luas, dan kau bahkan tidak tau harus berbuat
bagaimana, harus menepi di pulau mana, dan hanya menunggu kekuatan ombak
membawamu ke mana. Let it flow, tidak bagus juga bila diterapkan di kenyataan.
Setidaknya memiliki visi, dan berusaha untuk mewujudkannya.
Ibaratkan hidup
kita sebagai pencarian harta karun. Hidup itu mencari, bukan? Bila kita sudah
menemukan apa yang kita cari, apa istilah yang tepat untuk menggambarkannya?
Lupakan poin ini.
Ya, ada dua
pengembara. Yang satu memiliki peta mencari harta karun, yang satu hanya
mengandalkan keberuntungan untuk menemukan harta karun. Kita tidak bisa
mempredikisi mana yang akan mencapai atau mendapat apa yang diinginkan yaitu
harta karun, tapi bisakah kita melihat, mana yang lebih terarah? Mana yang
lebih efisien? Yang memakai peta. Tapi bisa saja pengembara tanpa peta
menemukan harta karunnya terlebih dahulu. Siapa sangka? Hidup adalah kejutan,
kan?
Kalau saya dan
teman saya merumuskan bahwa kenapa kita perlu menulis tujuan hidup, atau
keinginan dan hal yang akan dicapai nantinya itu salah satunya adalah untuk
menentukan langkah awal untuk mencapainya.
Saya sendiri
termasuk orang yang menyesal karena tidak membuat rencana jangka panjang, yang
saya pikirkan hanya rencana jangka pendek. Bukankah sebenarnya rencana jangka
panjang itu juga penting? Ya, dulu saya tidak membuat rencana jangka panjang
karena belum kepikiran. Jadi sekaraaang yang masih ’muda’ (saya juga masih
mudaaaa :p) *maksudnya SMP ato SMA bahkan SD mungkin* lekas-lekas bikin rencana
kedepan, garis bawahi tujuan, dan cepat gapai impian! Sekarang jamannya manusia
visioner, lurus, tatap ke depan! Jangan takut gagal, teruslah mencoba dan
mencoba, walau gagal!
Ya, mencoba,
mencoba, mencoba, kadang saya sudah lelah karena masih saja gagal.
SEMANGAAAAT!!!!!!!!!