Diklat ke lima, 20 Juni 2011
Hari kemaren setelah ngeyel-yel ga jelas, kami mengerjakan tugas barengan deh. Hari Minggu saya, Dessi, dan Sabilil ngewawancarai unit kajian dan tim beasiswa. Si Adit ngewawancarai anak HIMAFI (fisika), dan Sarah dkk ngewawancarai HMM (Mesin). Kalo himpunan, sebenarnya sempat ke anak Si*** tapi diusir, huaaa sedih T___T. OK, jangan bersedih lah...
Hari Senin kami kumpul untuk mengerjakan tugas yang buat sendiri-sendiri yaitu nulis sejarah ITB, bikin pementasannya satu kelompok, terus bikin bagan kepengurusan KM, dan sebagainya bersama. Juga setiap anak harus punya review setiap wawancara. saya mengerjakan ini dengan sepenuh hati #ceilah karena saya uda ga masuk beberapa kali dan saya takut ga lolos seleksi, sip sip sip.
”Aduh tugasnya banyak banget ya?” saya ngeluh. *alah, ini belum seberapa!*
”Iya nih, ntar malah tau-tau ada diklat dadakan, haha, ngga banget,” Dessi iseng nimpalin.
”Jangan lah, masa diklat dadakan,” saya sudah lelah dengan semua ini #lebeh.
Akhirnya kami melanjutkan mengerjakan tugas. Di tengah-tengah enaknya ngerjain tugas, si Adit yang habis megang HP bilang, ”E, katanya nanti jam empat ada diklat dadakan,”
”Haaaa???” saat itu pukul sebelas siang. Saya kaget, dan Dessi apalagi. Merasa bahwa omongannya jadi kenyataan. Fiuh..
”Baru katanya,kan?” #berlagak tenang
”Apaan? Ada apa?” kelompok lain yang kebetulan berada di selasar CC timur dan juga ngerjain tugas, ikut nimbrung.
”Katanya ada diklat dadakan nanti jam empat sore,”
”Haaa??”
Akhirnya nyebar lah itu berita yang belum tentu benernya ke seantero selasar CC Timur.
Dan... terbukti berita itu memang bohong. Ga bener! Diklat dadakannya bukan jam empat, tapi jam setengah delapan malem!!! #sama aja ada diklat dadakan -__-
Dan diklat pun dimulai...
Disuruh baris di lapangan basket, dan mulailah adegan itu.
”Yang namanya saya sebut dimohon keluar barisan!” kak MC ngomong dan salah satu nama teman saya disebut, dan saya tahu dia sakit. Wah, acara bakalan GaJe nih kayaknya
Dan benar.... selama kurang lebih dua setengah jam kami di *panggang* di dalam lapangan basket.
”Ayo yang mau protes bilang ajaaa,”
”Yang tengah jangan cari aman!”
“Mana nih ceweknya? Dari tadi cowok terus yang ngomong, jangan cari aman mbak!”
”Kalian ini bla bla bla bla bla,”
Begitulah yang terjadi, ga mau nulis di sini. Hehe. Intinya pendiklat sama yang didiklat jadi perang dingin ga jelas begitu...
“Kalian ini jiwa kerdil! Oportunis!“
“Nah, itu tuh, solutif! Ga cuma setuju ga setuju doang!”
“Ini bukan bullying! Coba lihat video-video kekerasan yang ada di youtube di kampus kampus lain! Itu yang namananya bullying! Kami hanya ingin kalian berani berpendapat!”
“Siapa dari kalian yang merasa lebih pintar dari saya???” *si danlap ngomong gitu, dan ternyata ada yang maju, uwaaa*
“Interupsi Danlap!”
“Interupsi suara!!!!”
Pokoknya diwarnai dengan kata-kata diatas lah~ saya yang ga bisa bilang di depan umum, diem aja nutup kuping di tengah dan ngawang. Biarlah kakak kakak ngomong apa, saya tidak merasa berbuat kesalahan. Sip.
Diklat ke enam, 21 Juni 2011
Inilah diklat yang sebenarnya *ngga juga ding*. Seperti biasa, ada Lingkar Wacana. Kali ini bertempat di Lapangan SR selatan. Yang dibahas adalah ya itu tadi, tugas wawancara, tugas struktur KM ITB, dan juga pementasan sejarah. Kelompok saya kebagian pementasan sejarah periode satu. Kami menampilkan drama yang ga jelas gitu, haha. Dan kelompok dua bikin puisi yang bagus banget, jadi minder nih T__T. Mereka mantab sekali, ga kaya kami yang latihan lima menit sebelum tampil serta tanpa teks, haha
Diklat ke tujuh, 24 Juni 2011
Lupa lah, hari ini ngapain, ane ngga nulis diary *males beud euy* kya... hari ini terlupakan T_____T
Diklat ke delapan, 26 Juni 2011
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu: ngisi kuisioner dan Pengenalan divisi ^________^ >
Mulailah hari ini seperti biasa, yaitu apel pagi. Setelah apel pagi, seluruh peserta dibagi menjadi empat batalyon yang akan disebar di penjuru ITB untuk pengenalan divisi. Kami pastinya ada di batalyon satu.
Pengenalan divisi pertama ada di divisi Taplok. Saya ada di baris paling depan dan ga ada kakak pembimbingnya, huaaa, dan di dalem kakak kakak taplok mukanya ga ramah, dan kami dbentak.
“Buat sebelas banjar! Lambat! Jangan pancing emosi dong!”
Dan akhirnya..
”Mana yel-yel kalian?” dan kami pun ber yel yel.
”Kalian yel-yel ga pake hati! Ayo pendiklat! Kita pakai yel-yel mereka dan kita bikin dengan gaya sendiri!” panitia pun beryel yel. ”Ini nih, yel-yel pake hati!”
”Udah.. sekarang ga usah serius, haha,” tiba-tiba, disuruh ga serius setelah tegang-tegangan begitu -___-
Dan kami menonton video. ”tertawa seperlunya aja, ya?”
Firasat ni video bakal ngocok, dan ternyata....
”Gue Biond, taplok adalah hidup gue,”
“Gue Gillant, gue jadi taplok, karena gue suka makan siomay,”
”Gue jadi taplok, karena bapak gue dulunya taplok,”
Hahahaha... harus nonton videonya dah, hahaha, ga bisa ngomong lagi, perut saya aja sampai sakit kelar video diputer.
Oke, mari kita ciau ke pos berikutnya. Pos berikutnya adalah pos medik. Di sini juga muter film, tapi jujur, ga seasik pas di taplok. Di sini medik nge-yel-yel dan kami semua minta ulang sampai tiga kali, hahaha... membully kakak medik.
”Kenapa kamu mau masuk medik?”
”Karena medik yang daftar sedikit, kak,”
”We e e... kalian pada ngga tau aja ya...”
Haha.
Dan mari kita lanjut ke pos berikutnya. Pos keamanan. Kakak kakak berbaju merah, yang taun kemarin namanya Varunastra itu lho, yang sering muncul di postingan saya tahun lalu, hahaha #ga nyangka kalo postingan itu hampir berusia setahun, hiks, terharu.
Oke, kembali ke topik ini. Di sini, kami disuruh baris-berbaris seperti saat di taplok tadi, tapi disini ga ada bercandanya samasekali~
”saya bacakan peraturan diklat PROKM ITB 2011,” kakak ketua keamanan (entahlah namanya apa) nyebutin satu-satu peraturan, baca di selembar kertas.
”Peraturan PROKM ITB 2011 adalah tidak ada diklat malam, tidak ada diklat dadakan, tidak ada kekerasan fisik, toleransi bagi yang izin sakit maupun terlambat,” si kakak diam sejenak, ”Tapi,” srekkk *suara kertas dirobek, si kakak ngerobek kertas peraturan itu, ”Ini semua TIDAK berlaku di diklat keamanan,”
Bukannya takut ato ngeri, malah mikir, ”itu kakaknya udah nyobek kertas berapa kali, coba?” hahha, gajelas banget.
OK, ternyata disini kami ga cuma dimarahin, kok. Kami dimobilisasi di selasar labtek tujuh dan delapan buat lingkar wacana. Di dalam lingkar wacana ini kami boleh bertanya tentang keamanan.
Haduh, saya sih sebenarnya pengen keamanan, tapi ternyata keamanan ga boleh pake rok, takut ribet ntarnya. Padahal saya keobsesi banget lo sama danlap yang teriak-teriak di depan sama kakak-kakak varunastra taon kemarin yang selalu bilang, ”tempel depannya dek, jangan lari, awas tangga, fokus mas..fokus..” hahaha.
Okei, sekarang pengenalan divisi lapangan sudah selesai, sekarang adalah waktunya perkenalan divisi non lapangan atawa disebut nonlap (singkatan maksudnya)
Perkenalan nonlap ada di lapangan MBWG, yang sebenarnya agak-agak *garing* hahaha. Tapi setelah berjalan, ternyata ini menyenangkan ^____^
Pertama-tama, untuk memecah kegaringan dalam perkenalan ini, panitia nonlap bikin game. Judulnya saya lupa, pokoknya ada sandi-sandi ’kebakaran’ dan yang lain-lain. Saya dan Christin malah pengen ke belakang saat pencarian pasangan buat game ini. Akhirnya pas saya balik ke lokasi, ga punya pasangan sendiri terus malah disuruh kedepan dan dihukum -_____-”
Okeh, hukumannya gausah diceritain yaa hahha...
Hari ini diakhiri dengan mobilisasi ke lapangan basket lalu ngisi kuisioner. Sempet pengen ngisi keamanan *ngebet banget* tapi akhirnya saya ngisi taplok pada pilihan satu dan ngisi medik pada pilihan dua.
Cerita diklat hari ini sampai disini ^____^
Diklat kesembilan, 29 Juni 2011
Hari ini ada SMS dadakan dari si ketua, Adit (pliss... di dunia ini ada berapa juta orang yang bernama Adit?? -__-) yang katanya malam ini ada diklat terpusat lagi, dan suruh bawa slayer.
Tringgg....inget cerita kakak matematika taun kemarin. Katanya, pas penentuan itu mata ditutup pake slayer terus ntar tangan diiket pake pita berwarna yang setiap warna itu mewakili tiap divisi.
Setengah delapan malem, saya bersama teman-teman lainnya pergi ke tempat diklat, yaitu GSG yang ada di ujung barat laut ITB sana. Diklat diadakan di tempat tertutup karena menghindari kemungkinan hujan. Dan ternyata, pas masuk GSG langsung hujan, hahaha. Walaupun diluar hujan, kami didalam GSG tetep aja harus pake ponco. Setelah cek spek lalalalala, kami dimobilisasi ke tunnel. Hujan sudah lumayan reda, tinggal gerimis doang.
Filing saya, disini kami akan mengetahui akan masuk divisi mana, karena tiap divisi lapangan pada orasi sambil pegang pita warna-warni.
”Hitam...kami keamanan,”
”Biru melambangkan medik,”
”Kuning adalah guru, dan taplok adalah guru,”
Pokoknya begitulah. Dan ternyata kami ga mengetahui keputusan itu hari ini.
”Pengumuman masuk divisi bisa dilihat di web PROKM ya nanti tepat pukul 12 malam,”
Jailah... kok jadi barengan nungguin pengumuman SNMPTN? Haha. Dan males harus buka web jam duabelas, huhu. . .
Dan ini adalah akhir cerita dari diklat terpusat. Maaf ya kepanjangan, hehehe... sip sip sip ^____^