Selasa, 15 Maret 2011
Hari ini seperti biasa, ada praktikum. Sekarang minggu giliran praktikum kimia.
“Atia gimana praktikumnya?” Aku bertanya ke Atia, teman satu kosan. Anak FMIPA itu praktikum setiap hari Senin. Anak FTSL hari Selasa.
”Tadi praktikumnya asik banget, titrasi gitu, terus ngga ada tes akhir,” Atia menceritakan sebuah kabar gembira.
”Huaaa... oke deh, semangat!”
Itu cerita tadi malam. Hari ini praktikum kimia. Dan faktanya adalah: samasekali tidak menyenangkan.
Pertama, karena sampul jurnal.
Mulai semester dua ini kelompok praktikum kimia berganti anggota. Setiap kelompok itu sampul jurnal harus sama tapi beda sama kelompok yang lain. Karena misskom, kutau punya kelompokku warnanya sama, sampai bawa buat temen juga, eh, ternyata diganti warna. Teman yang sudah datang kertas warnya nya habis, dan walhasil saya menumpuk jurnal tanpa sampul TT.
Kedua, karena praktikum.
Siapa bilang titrasi itu nyenengin? Saya.
Siapa bilang titrasi itu nyebelin? Saya.
Kedua-duanya benar.
Baru pertama kali ini praktikum kimia, kami pake alat sesndiri-sendiri dan nilainya langsung dari pimprak (pemimpin praktikum). Tapi resiko buat ngerusakin barang juga lebih gede, tapi untungnya saya belum pernah ngerusakin barang.
Kali ini kami pake alat yang lumayan banyak, ada pipet volum, labu elenmenyer, buret, sampai gelas kimia. Keinget tentang buret, kata kakak matematika, temennya pernah mecahin dan beli seharga seratus enampuluh ribu rupiah, astaghfirullah, uang makan saya sepuluh hari, T.T
Praktikum ini ada dua tahap, dan saya kewalahan saat tahap kedua. Menitrasi HCL dengan NaOH. Nah, harusnya volume NaOH yang dipake sekitar 22mL lah, lah, masa kedua-duanya (setiap tahap dilaksanakan 2 titrasi) saya dapet antara 17-18 mL? Siapa yang ga sebel juga? Apalagi yang satunya terlalu pekat warnanya, gara-gara ngobrol (hehe, ini salah saya).
Liat jam, waktu praktek tinggal satu jam lagi. Saya ngulang tahap ke dua. Perhatiin langkah kerjanya ya...
a. mengambil 25mL HCl dengan pipet volum (susah T.T)
b. memasukkan HCL ke labu pengenceran, terus nambahin aqua dm ke sana sampai batas air (sampai volume campuran 100mL), terus dikocok.
c. Mengambil 25mL HCl tadi dengan pipet volum, terus dikasi ke labu elenmenyer, terus ditetesin indikator phenophtalen 4 tetes.
d. Dititrasi, netes-netesin dari buret, jangan sampai pandangan teralihkan, waspada saat volume sudah 20mL, jangan alihkan pandangan
e. Ulangi proses di atas sekali lagi
Gimana? Sebenernya nyenengin, tapi gara-gara salah bikin larutan HCl yang dimasukin ke labu pengenceran (terlalu pekat), jadi bet mut dan males nitrasi lagi. Aku selesai baru seperempat jam sebelum waktu habis, dan cuma aku yang belum selesai di kelompok, huhuhu.
Ketiga karena tanda tangan
”Pak, saya belum tanda tangan,” itu kalimat saya dua minggu lalu. Si bapak uda pergi, ya udah saya cuekin ajah. Tanda tangan buat bon peminjaman maksudnya.
”Saya belum tanda tangan gimana?” ini pertanyaan hari ini.
”Loh, biasanya kalau praktikum, kalo ada yang belum tanda tangan, bapak petugasnya manggil suruh tanda tangan,” si temen bilang.
Dan... sampailah tragedi itu...
Petugas lab kimia datang menghampiriku, memeriksa bon peminjaman seperti biasa.
”Pak, kemarin saya lupa tanda tangan bon peminjaman,” alesan aja, padahal kemarin mau tanda tangan bapaknya uda keburu pergi.
”Kenapa bisa lupa sih? Ini konsekuensinya berat, tau ngga?” si bapak membuat pernyataan yang membuat saya terkejut. ”Ya jangan di lupa-lupain begitu, dong, bagaimana sih?”
Astaghfirullah. Saya tanya baik-baik dijawab begitu, siapa yang ga ngerasa tertekan coba?
Aku hanya tertunduk.
”Mau cepet urusannya selesai ngga?” si bapak berbicara tanpa menoleh.
”Iya pak,”
Lalu si bapak menghampiri saya dan berkata,
”Ini sebenarnya urusan bisa panjang, dan bisa aja kamu harus ngganti semua alat minggu kemarin,”
Deg
”....kalau begitu, besok bawa ini saja, pipet sepuluh biji, pipet disini udah pada rusak nih” si bapak memperlihatkan pipet yang ada di meja praktikum.
Deg
Aku mengangguk pasrah.
Ya Allah, salah sepele jadi kaya gini...
Keluar dari lab langsung lesu. Ga mau ngapa-ngapain nginget bapak-bapak lab kimia sensi tadi.
“Emang bapak-bapak yang mana?“ si temen nanyaiin pas saya curhat.
“Yang begini..“ saya menyebutkan ciri-cirinya.
“O... kalo itu mah memang bapaknya sensi banget, nyebelin,“
“Orang aku dulu ya, kalau belum tanda tangan di bon aja dipanggil buat tanda tangan dulu,“
Yasudahlah...
“Sudah, dibuat pembelajaran saja, kali lain tanda tangan,“ temen ngasi masukan. ”..emang suruh ngapa, Ma?”
“Suruh beli pipet sepuluh biji, cuma karetnya aja sih, tapi masih sebel sama sikap bapaknya yang ga ramah,“
“Waa... itu kesempatan tuh, buat kamu suruh ganti-ganti peralatan yang rusak,“
Entah iya atau tidak ada peraturan seperti itu, ngganti atau tidak peralatan, tolong dong bantu praktikan yang lupa buat tanda tangan bon peminjaman, dan tolong juga bapak penjaga lab kimia *yang itu tuh* bisa bersikap lebih ramah. Oke. Sekian curhatan untuk hari ini. Sampai jumpa di lain waktu, dan... selamat praktikum kimia!