Pages

Senin, 27 Februari 2012

Kaidah Hidup Berbangsa dan Bernegara Menurut Agama dan Kepercayaan Setempat

Senin, 27 Februari 2012
Saya berasal dari Kota Surakarta (Solo, Jawa Tengah) dan saya beragama Islam. Berasal dari Kota Surakarta bukan berarti keseharian saya masih berbasis kejawen ~yang merupakan salah satu khas dari kehidupan di lingkungan keraton~ karena letak rumah saya lumayan jauh dari Keraton Kasunanan Solo (sekitar kurang lebih 8 km).

Setiap tahun Keraton Kasunanan selalu menggelar acara rutin misalnya kirab mubeng beteng, sekatenan, grebeg mulud, dan kegiatan yang lainnya. Acara tersebut merupakan beberapa contoh dari proses asimilasi budaya yang dikembangkan oleh wali sanga pada zamannya, yang dulu dapat dikatakan sebagai salah satu media dakwah mereka. Acara tersebut menyatukan adat daerah kejawen dan adat islam. Pada zaman dahulu untuk memberikan suatu pelajaran yang samasekali baru butuh perjuangan yang sangat keras. Kebudayaan yang telah tertanam lama di kehidupan sehari-hari tidak bisa begitu saja dihilangkan, maka diadakanlah suatu acara (adat) baru yang berbasis islam tetapi masih berbudaya, tetapi lagi, tidak menyentuh unsur yang tidak cocok dengan islam, misalnya memakai sesajen. Contoh acara yang lumayan terkenal adalah acara sekaten. Acara sekaten (diambil dari kata syahadatain) misalnya, merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari dan diadakannya pasar malam sebelum perayaannya. Acara ini merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad.

Tentang kebudayaan turunan ini, kalau boleh berpendapat, saya sendiri tidak masalah dengan kebudayaan seperti ini karena memang budaya harus dilestarikan. Yang saya tidak setujui adalah bila dalam pelaksanaan kebudayaan tersebut terselip secara sengaja maupun tidak sengaja dengan unsur syirik (bisa dikatakan menduakan Tuhan), misalnya masyarakat percaya bila mendapat sesuatu saat upacara kirab yang rebutan gunungan itu bila disimpan hidupnya akan aman. Nah, yang menentukan aman atau tidaknya diri kita kan Tuhan, bukan adanya benda dari gunungan itu. Salah satu kekurangan budaya seperti ini adalah adanya hal yang sebenarnya tidak ingin dilestarikan malah terlanjur dilestarikan. Misalnya kalau ngga rebutan gunungan tadi, terus dikantongi dan disimpan, yang belum afdol rasanya. Kadang asimilasi budaya malah menghasilkan sebuah sudut pandang yang berbeda.

Tapi setiap orang pastilah tidak memiliki suatu pandangan yang sama tentang suatu hal, apalagi tentang hal yang satu ini, kepercayaan dan kebudayaan. Agama saya mengajarkan kebaikan dan mengajarkan tentang bagaimana menghargai sesama manusia walaupun itu berbeda kepercayaan. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Dalam hidup berbangsa dan bernegara seperti sekarang, suatu keyakinan dan kebudayaan masing-masing orang tidak boleh kita cela bila tidak sesuai dengan apa yang kita anut dan kita percayai. Yakinlah pada diri sendiri bahwa apa yang kau jalani sekarang adalah benar, bila masih ragu maka carilah mana yang tidak membuatmu ragu. Hidup harus penuh pengertian baik kepada orang lain maupun pada diri sendiri. Dengan adanya sikap toleransi antar umat beragama dan berbudaya, hidup pasti akan terasa lebih nyaman.

(maaf kalau ini postingan nyebut agama, soalnya tugasnya memang disuruh begini, heu heu, sippp)

(opini tugas) Tentang Pancasila

Saat saya mengerjakan tugas esay ini saya sebenarnya lumayan krisis ide. mungkin karena ini esay yang menjabarkan opini, bukan esay yang berupa tulisan dengan sumber yang jelas. Saya (kami) bisa dibilang terbiasa 'hanya' mengcopy-paste sumber dari internet dan memberi sedikit komentar, dan jadilah sebuah artikel. Tapi apakah 'sesulit' ini membuat opini tentang hal yang sangat-sangat dikenal masyarakat (Indonesia) secara luas?

Masyarakat Indonesia (termasuk saya) mengenal Pancasila sejak menduduki bangku sekolah dasar, bahkan mungkin di TK. Hampir bisa dipastikan anak Indonesia hafal (setidaknya tahu) isi Pancasila. Pancasila ada 5 sila (sesuai namanya) yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Ya, mereka hafal. lima sila itu selalu rutin disebut setiap ada upacara hari senin maupun hari nasional. saat SD diajarkan bahwa tiap-tiap sila di Pancasila ini berkaitan satu sama lain. tak lupa dianjurkan untuk berperilaku sebaik-baiknya dengan Pancasila sebagai dasarnya. saat SMP dijeaskan tentang makna Pancasila, Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara, ideologi, dasar hukum, dan yang lainnya lagi. saat SMA, sebagian (termasuk saya) mulai merasa jenuh dengan pelajaran pkn, yang selalu membahas tentang Pancasila, penjabaran, keterkaitan, dan hal-hal yang mulai berbau politik dan yang lain-lainnya lagi.
bisa dilihat dari nilai rapor mulai tingkat SD sampai SMA.

SD adalah masa dengan nilai paling cemerlang, SMP mungkin naik mungkin turun. lalu SMA bisa dilihat sangat sedikit yang nilainya naik pada mata pelajaran ini, kenapa?

karena murid SD, SMP, dan SMA memiliki pola pikir yang berbeda.

Saat SD, mungkn orientasi kita untuk ke sekolah hanya untuk duduk mendengarkan guru, main, dan mendapat nilai bagus dalam ulangan. Saat SMP, mulai tertarik untuk memahami isi pelajaran dan mencoba untuk mengubah pandangan bahwa sekolah itu sebenarnya bukan untuk nilai, tapi ilmu. Saat SMA, walau belum sadar sepenuhnya, murid mulai mengerti tentang 'dunia' yang sebenarnya. dan mempelajari mata pelajaran kewarganegaraan (terlebih tentang Pancasila) sebenarnya adalah hal yang lumayan menjemukan. Kenapa?

Karena kenyataannya yang dipelajari tidak (pernah) sesuai dengan kehidupan nyata.

Saya membaca di sebuah blog (wahyusetiyono.blogspot.com/2010/05/tentang-pancasila.html?m=1) yang menyebutkan bahwa Pancasila itu sebagai:
1. pandangan hidup
2. jiwa kepribadian bangsa
3. dasar negara
4. sumber segala sumber hukum Indonesia
5. perjanjian luhur bangsa
6. cita-cita bangsa Indonesia

Nilai Pancasila sendiri sangat luhur dan bagus bila dijabarkan. Tapi sekarang masyarakat (khususnya kaum remaja) mungkin jadi menjaga jarak dengan Pancasila. Ini juga akibat dari pengaruh globalisasi.

Nilai pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti bahwa sebagai bagian dari sebuah bangsa dan peradaban harusnya mengimani Tuhannya, menyayanginya dengan cara menjauhi larangannya dan menjalankan perintahnya. Kalau saja cukup satu sila, yaitu sila pertama ini ditepati, akan sangat tentram negeri ini karena tidak ada tindak kejahatan samasekali.

Diulang lagi bahwa setiap sila saling berkaitan. Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan penerapan dari sila pertama. Ketiga, persatuan Indonesia, diharapkan setelah mengimani Tuhan dan menjadi manusia adil beradab bisa dibentuk sebuah persatuan bangsa yang baik dan mapan. Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Pada sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, nyatanya sangat susah ditemui. Sekarang menemukan petinggi yang adil kepada masyarakat sangat susah ditemukan.

Penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang kelihatannya sangat sederhana ini pun ternyata sangat susah. Disebutkan bahwa Pancasila adalah dasar hukum, sumber dari segala sumber hukum. UUD adalah penjabaran dari Pancasila sebagai dasar hukum. Melihat UUD yang lebih terperinci, banyak juga yang tidak menepatinya dan bahkan banyak petinggi yang melanggarnya juga. Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh pemerintah, itu adalah salah satu pasal yang belum ditepati oleh pemerintah sendiri.

Banyak kontroversi, banyak masalah, banyak pertikaian, dikarenakan ada beberapa hal yang menjadi masalah, yaitu tidak meresapi Pancasila yang seharusnya memiliki nilai-nilai luhur di enam poin diatas. Pancasila ada untuk kita (Bangsa Indonesia) dan seharusnya kita sadar itu dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila yang luhur dalam kehidupan sehari-hari yang pastinya akan membuat hidup akan lebih bermakna dan lebih baik.

Minggu, 19 Februari 2012

Lagu Jalanan: Kita Ada

Minggu, 19 Februari 2012
Saat dikosan, pake baju kepanitiaan GEMA, entah kenapa jadi ingat lagu ini. Lagu 'kita ada' ini dinyanyiin sama anak jalanan rubel sahaja (rumah belajar sahabat jalanan). Sudah hampir setahun sejak saat-saat itu… #haha, reminisce lagi :3

Pas kesana dulu pernah direkam lagunya sama si teman (lupa siapa, kalo ga salah Nden) dan saya ngopi. Tapi lirik depan ada yang kepotong T__T. Dan ketika ndengerin lagi si lagu, entah kenapa (lagi) saya pengen nyanyiin ini daaaannn akhirnya nemuin kuncinya dan nyanyi dengan lirik pertama ngarang hehehe. Ini lirik sama kordnya :D 

KITA ADA
(anja rubel sahaja)

G                     C                                 D
Di atas jalanan, di bawah kolong jembatan (ini yang lirik ngarang)
G                                 C         Am      D         G
Diantara sombongnya kota, yang penuh kebosanan

Reff 1 :
C                     D         G         Em
Menantang mentari, kepalkan jemari
C                     D         G
Jalani hari dengan amorfati
C                     D              G                Em
Nyalakan api cinta dan harapan yang membara
C                          D                      G
Tunjukkan pada dunia bahwa kita ada

G                                 C         D
Panas terik mentari, sinari hari ini
G                                 C            Am   D         G
Keringat yang mengucur deras, basahi tubuh ini
G                                 C                     D
Nada-nada sederhana, dari sebuah gitar tua
G                                 C         Am      D         G
Menyaingi bisingnya kota, dan deru kenalpot kendaraan

Reff 2 : 
C                        D      G         Em
Sudah lupakan semua caci maki mereka
C               D               G
Persenjatai diri dengan cinta
C                     D         G                     Em
Genggam erat tanganku kita berjalan bersama
C                     D                     G
Tunjukkan pada dunia bahwa kita ada


Ini lagu keren banget dan bikin saya mau nyari kord nya loh #hubungannnya apa -____-


lagunya bisa didengerin di sini yaaa :3

Kisah buku jurnal

Suatu hari sehabis praktikum di laboratorium mikrobiologi lingkungan. Kami berjalan keluar ceileh.

“Eh, ini jurnal siapa nih?” kakak asisten menghampiri saya lalu membuka si buku jurnal. “Oh, ini punya si Tito nih,”

Dan kami memanggil Tito. “To, jurnal lo ketinggalan nih,”

Si pemilik nama menoleh dan menghampiri. “Oh, sebenernya sih gue cuma mau ngetes kalian, peduli ga sama jurnal gue, eh ternyata sampai mau keluar ga ada yang peduli,”

-___- bilang aja lupa, pake pura-pura ngetes -___-

Dan hari praktikum berikutnya....

Seorang asisten mikling menghampiri saya di luar gedung praktikum. ”Ini tolong nitip ke Tito ya, jurnalnya ketinggalan nih,”

Dasar, ketinggalan buku jurnal melulu ini anak dan alesannya itu lah, ngetes -_-

Haha..

Praktikum besok jurnalnya ketinggalan lagi ngga yaaa~~

Kita tunggu deh.

Balada Kursi Lebar

Ketika kuliah Kiling (*really killing #eh* Kimia Lingkungan) di TVST A, ada teman saya yang nyeletuk, ”Eh ini kursinya lebar banget atuh, bisa buat berduaaa,”

Dan memang kelas di TVST A itu ajib. Sudah pernah saya singgung disini pas UTS Kalkulus jaman TPB ngelihat ruangan ini itu seneng banget. Udah ada AC nya, kedap suara, berkarpet, dan lebar.

Yang saya bahas kali ini adalah masalah kursi. Iya, disini kursinya lebarbanget. Kalau di ruangan lain itu kalau nulis sambil duduk pasti sikutnya nyenggol-nyenggol temennya deh. Kalau disini? Bisa leluasa.

Jadi ingat pas jaman SD, yang dulu duduknya bukan pake kursi, tapi pakai bangku. Tau bangku kaan? -_- itu yang biasa kalau makan di mang-mang bakso yang buat duduk dan panjang pasti uda pada tahu ._.

Dan kalau duduk barengan ngeshare satu tempat untuk berdua itu rasanyaa…. Hahaha. Kalau lagi baikan duduk di tengah, kalau lagi musuhan yaaa duduk di pinggir :D. Kalau pas SD itu duduuk bareng siapa itu diatur sama guru, dan ga boleh pindah-pindah. Ini meja gue, ini meja lo.

Dulu mah satu bangku buat berdua ga masalah. Anak SD bisa dipastikan ga ada yang nyontek dengan selamat (karena teman satu bangku memergoki dan ngelaporin ke guru haha), tapi kalau sekarang yaa ga dijamin. Coba kalau ada mahasiswa yang kaya gitu -_- alamat ga selamat. Eh, tapi ada juga ding mahasiswa yang kaya gitu (kaya gitu yang mana, coba?)

Ini sebenarnya mbahas apa siiiiihhhhhhhhhh gaje bangeeet -_______-

Intinya... make bangku satu berdua atau kursi sempit dengan make kursi lebar itu beda rasanya....

Maaf teman, lagi desperate sama laporan -__- jadinya ngegaje gini :c

See yaa~~~

Sabtu, 18 Februari 2012

Hayo, ini siapa ya? Haha

Sabtu, 18 Februari 2012
Latar tempat dan waktu: sebelum tutorial di GKU Barat sekitar jam 14:00-an, masa TPB.

”Rahma, tau tipe ceweknya cowok alim ngga?” seorang teman yang duduk di belakang saya menanyakan sesuatu yang ajaib. Si Reni yang ada di sampingku cekikian. Panggil si penanya ini kawan, haha.
”Maksudnya,?” jelas ane bingung.
”Yaa... tipe cewek...”
”Kok nanya sama saya?” -_________-
”Kamu kan alim, ma,” si kawan ini mulai kehabisan kata-kata. Ini pula apa lah pertanyaannya ajaib banget -_____- lagian alim dari mananyaaaa
”Kalau pengen tau tipe cewek cowok alim, tanya aja ke itu tuhh, sama cowok langsung,” si Reni ngasi ide (gila), yang di tunjuk itu anak rohis dikelas #spontan ketawa
”Aduh, malu saya, heuuu,”
”...kalau hukum ngeceng, Ma?”
”Eh...ngga boleh sebenarnya wan,” (bahkan ane masi belum bisa menghilangkan kebiasaan ini -______-)
O... gitu ya..” si kawan  manggut-manggut.
”Emang ada apa kok tanya kayak begituan?”
”Gini lho,”
“...aku baru kali ini ngeceng cowok alim, hiks, aduh, gimana ini?”
”Emang gimana ceritanya?”
”Pas perwalian, ngelihat diaaaa. Aku tanya temen, dia siapa? Itu ternyata satu daerah sama dia, haduh,”

Mulai pengen nebak.

”Pas pindah tempat duduk, aku ngga nyadar dia di samping aku,” dia cekikikan sendiri ”...aku nyadarnya pas lihat layar terus iseng ngomong ’aduh, itu tulisannya apaan sih? Ngga keliatan’ tiba-tiba dia noleh, aihhh.... cakep...”

Hahahahahahahaaaa

Sebentar, aku ingat sesuatu.

”Anak fakultas kita?”
”Iyaa...” dia mengiyakan sambil tersenyum.
”...si itu...bukan?” #namanya di sensor, hehe
Sang penanya melotot. ”Eh? Kok tahu siiiii??? Addduuuuuhh... ada yang tahuuu...”

Dan saya, Reni, serta si penanya sama-sama ketawa. Hahahaa. Siang ini ngakak paraahh....

ITB Fair, Tour Fakultas

ITB Fair, 5 Februari 2012

Saya yang berada di daerah Teknik Lingkungan refleks menyingkir karena ada rombongan anak TPB yang ikut tour fakultas. Dilihat, peserta tour itu mayoritas cowok pake jaket FTTM 2011. 
“Ini namanya Prodi Teknik Lingkungan. Yang di fakultasnya atau di jurusannya nanti ceweknya sedikit, nah, ngga papa, maen-maen aja ke sini. Di sini banyak ceweknya,” si pemandu dengan asyik bercerita.

-____________________________________________-
Disuruh maen ke TL karena banyak ceweknyaaaa -__________-

Dididik apa kalian naaak dari TPB… *ini Cholid yang ngomong. Si Cholid ini anak Teknik Metalurgi (FTTM) dan dia cewek.

Well well well.... sekian dan terimakasih, dan kami tunggu kalian untuk main di TL, haha :P

Rabu, 08 Februari 2012

Langit, apa kabarmu?

Rabu, 08 Februari 2012
Akhir-akhir ini aku punya hobi baru, yaitu menjelang magrib naik ke atap kosan dan melihat langit sore yang jingga. beuuhh kedengaran terlalu melankolis yak :$. Dan ketika melihat langit sejenak, terlintas pikiran bahwa bagaimana jika tiba-tiba langit sebesar ini, di atas kepalaku ini, rubuh? dan saya tetap saja tersenyum menengadah ke atas. 

Dan Tuhan sungguh baik, sangat baik. Dia ciptakan langit seindah ini dengan bermacam fungsi. Dan mungkin, langit adalah sumber kehidupan dan pelindung kita.


69:16. dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.

2:164.Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. 

Minggu, 05 Februari 2012

Reminisce

Minggu, 05 Februari 2012
Apa lagi cerita yang aku punya ya? banyak hal yang terlupakan dan banyak juga yang terlewatkan. Dan entah mengapa aku banyak membuang kesempatan emas untuk tumbuh lebih baik di sini. Entah.

Kawan, bagaimana kabar kalian? bagaimana tentang mimpi-mimpi kalian? apakah semakin mendekati kenyataan? semoga saja. mari kita sama-sama berjuang, dan nanti, semoga saja, kita bertemu di masa depan dengan kesuksesan di tangan, sesuai dengan harapan kita semua, amin :)
アイサ の ノート © 2014